CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Senin, 09 November 2009

JAWABAN

4.1.a.Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai Ke tetapan MPR RI memberikan arah bagi perjuangan bangsa Indonesia di dalam mengisi Kemerdekaannya. GBHN pada hakekatnya merupakan Pola Umum Pembangunan Nasional dan merupakan Landasan Pokok/landasan Hukum dari rangkaian program-program pembangunan yang terus-menerus berlanjut untuk mewujudkan tujuan Nasional.

KETETAPAN MPR NOMOR IV/MPR/1973 :
Dalam Bab III mengenai pola Umum Pembangunan Jangka Panjang Sub B No. 8 menyatakan :
“Agar pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan cepat, harus dibarengi dengan pengaturan dan pertumbuhan jumlah penduduk melalui Program Keluarga Berencana, yang mutlak harus dilaksanakan dengan berhasil, karena kegagalan pelaksanaan Keluarga Berencana akan mengakibatkan hasil usaha pembangunan menjadi tidak berarti dan dapat membahayakan generasi yang akan datang. Pelaksanaan Keluarga Berencana ditempuh dengan cara sukarela dengan mempertimbangan nilai-nilai Agama dan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu diperlukan pula upaya penyebaran penduduk yang lebih wajar melalui transmigrasi sebagai sarana dalam meningkatkan pembangunan secara merata di seluruh Tanah Air”.
b.Ada beberapa ahli yang memaparkan teori tentang tahap-tahap pembangunan ekonomi yaitu Fredrich List, Bruno Hilderbrand, Karl Bucher dan W.W Rostow. Fredrich List adalah seorang penganut paham Laissez faire. Ia berpendapat bahwa paham Laissez faire dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal, meskipun ia menghendaki adanya proteksi bagi industri-industri yang masih lemah. Menurut List, perkembangan ekonomi hanya akan terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perseorangan. Ia menyusun tahap-tahap perkembangan ekonomi di mulai dari: fase primitif biadab, fase pertanian, fase pertanian dan pabrik, pabrik dan perdagangan.
Bruno Hilderbrand mengemukakan bahwa tahap-tahap pembangunan ekonomi itu menjadi 3 tahap yaitu: perekonomian barter atau perekonomian natural, perekonomian uang, dan perekonomian kredit.
Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi melalui tiga tingkat atau tahap yaitu: produksi untuk kebutuhan sendiri, perekonomian kota dan perekonomian nasional, di mana peranan pedagang-pedagang tampak makin penting. Menurut tahap ketiga ini, bahwa barang-barang itu diproduksi untuk pasar bukan untuk kepentingan sendiri.
c. Dalam hal ini Prof. Joseph Stiglitz merupakan salah seorang yang memformulasikan konsep paradigma baru pembangunan ini. Menurut peraih Hadiah Nobel Ekonomi ini pembangunan itu merupakan suatu transformasi masyarakat yang menyangkut perubahan dari hubungan-hubungan tradisional, cara berpikir yang tradisional, cara-cara tradisional yang digunakan dalam menangani masalah-masalah kesehatan dan pendidikan, cara melaksanakan kegiatan produksi tradisional kepada cara-cara yang ‘modern’. Transformasi yang berhasil harus memperhatikan bukan hanya apa yang kita lakukan dan strategi serta kebijakan yang dijalankan, melainkan juga proses pelaksanaannya .

4.2 a.Pembangunan yang dijalankan di Indonesia sejak tahun 1970-an hingga sekarang masih cenderung fokus pada pembangunan ekonomi, bahkan pada pertumbuhan ekonomi yang cenderung jangka pendek. Sehingga masalah keberlanjutan belum menjadi prioritas utama. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pertumbuhan ekonomi pun kualitasnya semakin memburuk. Apalagi dengan keterbatasan APBN dan sumber daya yang kita miliki, sehingga tidak mengherankan apabila pengambil kebijakan lebih memilih jalan pintas, yang cepat kelihatan hasilnya, kurang memperhatikan keberlanjutannya.Kualitas pertumbuhan/pembangunan ekonomi yang semakin merosot ditengah-tengah stabilitas ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat lagi telah membuat angka pengangguran dan kemiskinan tetap tinggi. Demikian juga beban APBN masih berat. Sehingga mempersulit Indonesia untuk membangun ekonominya, apalagi membangun secara berkelanjutan. Fakta menunjukkan bahwa pada masa krisis ekonomi yang lalu, pembangunan baik dari sisi hardware ataupun software terbengkelai. Sehingga dapat dilihat kerusakan infrastruktur yang semakin parah, lingkungan juga memburuk, serta human development merosot.
b.Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang selanjutnya disingkat RPJM adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Sementara rencana pembangunan tahunan disuse satu tahun sekali yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan pembangunan manusia melalui akselerasi peningkatan derajat pendidikan. kesehatan, dan daya beli, Meningkatkan kehidupan masyarakat yang agarnis, harmonis, dan bersatu.
c.Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang selanjutnya disingkat RPJP adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.Peningkatan Mutu dan Pemerataan Pendidikan. Langkah ini sangat sangat strategis dan sangat menentukan dalam rnewujudkan rnasyarakar yang berderajat pendidikan tinggi dan cerdas. Upaya ini akan ditempuh dalam seluruh domain penyelenggaraan pendidikan. Orientasi pokok upaya ini. antara lain mernperluas akses masyarakar terhadap pendidikan. penuntasan pemberantasan buta aksara dan perceparan peningkatan rata-rata lama sekolah. Kegiatan yang perlu ditempuh antara lain peningkatan sarana prasarana pendidil.an, peningkatan mutu tenaga didik, dan peningkatan kecakapan hidup (life skills).
4.3 Pembangunan ekonomi adalah suatau proses terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan per kapita pendudukanya dalam jangka panjang.
4.4 Mensejahterakan kehidupan masyarakat.
4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan
1.Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan faktor kunci dalam proses pembangunan, baik tidaknya perencanaan dan pengorganisasian proses pembangunan tergantung kepada kualitas manusia sebagai objek dan subjeknya. Negara-negara maju seperti Jerman dan Amerika dengan SDM yang berkualitas, sudah terbukti mengalami percepatan dalam proses pembangunan yang dilaksanakannya. SDM dibutuhkan untuk mengolah segala potensi SDA menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi.
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
2.Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pembangunan suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. SDM yang berkualitas akan lebih berdayaguna ketika didukung oleh ketersediaan SDA yang memadai. Semakin banyak SDA, semakin besar peluang suatu Negara untuk lebih productive daripada Negara lainnya.
3.Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan alat bagi sumber daya manusia untuk mengolah sumber daya alam secara productive. Semakin canggih IPTEK yang dimiliki suatu Negara, semakin besar peluang Negara tersebut untuk maju. Melalui pemanfaatan IPTEK manusia dapat menciptakan barang atau jasa dengan lebih cepat, mudah dan murah.
4.Sosial Budaya
Nilai-nilai sosial budaya sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan, nilai-nilai tersebut dapat menjadi faktor pendorong dan dapat pula menjadi faktor penghambat. Contohnya budaya gotong royong yang dimiliki bangsa Indonesia atau budaya kerja keras yang dimiliki orang Jepang menjadi faktor pendukung proses pembangunan, sebaliknya budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi faktor penghambat proses pembangunan.
5.Keadaan Politik
Sistem dan keadaan politik suatu Negara berpengaruh teradap keberlangsungan proses pembangunan. Negara sosialis dan Negara liberalis akan memperlakukan secara berbeda terhadap kebebasan individu dan pemanfaatan sumber daya alam yang dimilikinya, hal tersebut otomatis akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas masing-masing Negara. Keadaan politik yang tidak menentu karena banyak serangan teror atau adanya kudeta misanyalnya, hal itupun akan berdampak terhadap kelancaran proses pembangunan.
6.Sistem Pemerintahan
Pemerintahan dengan sistem sosialis dan liberalis kedua-duanya akan memberikan warna yang berbeda terhadap proses pembangunan. Dalam sistem sosialis, kerangka pembangunan dan pemanfaatan sumber daya direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah, sementara dalam liberalis peran masyarakat baik secara individu maupun kelompok lebih dikedepankan daripada pemerintah. Hal tersebut tentunya berdampak terhadap proses dan hasil pembangunan.
Pola desentralisasi atau otonomi daerah yang diberlakukan di Indonesia sejak tahun 1999 membrikan warna yang berbeda pula terhadap pembangunan bangsa. Dengan demikian, jelaslah bahwa pembangunan dipengaruhi juga oleh sistem pemerintahan.
4.6 Rendahnya mengelola SDA,Rendahnya penguasaan teknologi dan barang modal,Rendahnya kualitas tenaga kerja,Rendahnya anggaran pendidikan,Faktor budaya,Tingkat korupsi yang tinggi,Rendahnya daya beli masyarakat,pengangguran dan keterbatasan kesempatan kerja,kekurangan modal,dan masalah pemerataan pendapatan.
4.7 Indikator Keberhasilan Pembangunan
Untuk mengukur berhasil tidaknya pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa, maka diperlukan sejumlah indikator yang mewakili kondisi objek suatu bangsa pasca dilakukannya proses pembangunan.
Secara umum, indikator keberhasilan pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan Per Kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita menunjukkan tingkat kesejahteraan yang dicapai oleh penduduk suatu negara. Sehingga dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembangunan.
2. Peningkatan Produktivitas Per Kapita
Produktivitas Per Kapita adalah hasil produksi yang dihasilkan atas usaha dalam tiap jam kerja per tenaga kerja.
4.8 Pembangunan ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pendapatan nasional.
4.9 Namun, pembangunan ekonomi juga berdampak negatif bagi kelestarian alam, diantaranya dengan berkurangnya sumberdaya alam akibat eksploitasi berlebihan, pencemaran udara akibat polusi industri dan pembangunan infrastruktur perekonomian yang identik dengan perusakan alam.
4.10 Proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan Nasional.
4.11 Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
4.12 Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
4.13 * Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
* Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
* Kedua-duanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4.14 * Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
* Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.PDB perkapita dan pendapatan perkapita,Pendapatan per jam kerja,Usia harapan hidup,Membandingkan pendapatan nasional dari tahun ke tahun dan membandingkan tingkat konsumsi dari tahun ke tahun dan juga besarnya tingkat investasi dari tahun ke tahun.
4.15.1.Perombakan tatanan lama (Orde Baru) adalah mutlak, karena telah terbukti tatanan tersebut menghasilkan suatu rejim politik yang otoriter dan tidak populer. Institutionalisasi kekuasaan politik telah menjadi semakin elitis dan personal. Elitis oleh karena rekruitmen politik tidak mengindahkan aspirasi masyarakat umum. Pemilihan umum hanya menjadi alat melegitimasi kekuasaan yang ada. Personal oleh karena hampir semua keputusan terpenting tidak berada ditangan lembaga tertinggi negara dan atau tinggi negara, tetapi ditangan seorang penguasa. Suara yang terlalu kritis dibungkam: Pers dicabut ijin SIUPnya, mahasiswa, politisi, dan aktivis NGO dipenjara; pimpinan partai dan lembaga kemasyarakatan digoyang.
Setelah periode pertumbuhan dalam tiga dekade, dalam bidang ekonomi tatanan lama itu telah menghasilkan beberapa ekses seperti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Tiga hal tersebut menghambat pertumbuhan struktur ekonomi yang mandiri dan effisien. Kelas ekonomi yang ada (khususnya cronies) menjadi tergantung pada fasilitas yang disediakan pemerintah. Kerentanan tersebut ditambah lagi dengan optimisme yang berlebihan terhadap hasil pembangunan ekonomi yang dicapai. Optimisme semu itu terwujud dengan dialirkannya pinjaman luar negeri jangka pendek (dalam bentuk dollar) pada pengusaha-pengusaha yang tidak effisien tersebut. Terjadinya krisis moneter international telah mengguncang nilai rupiah dan selanjutnya struktur ekonomi dalam negeri. Akibat dicabutnya subsidi pada komoditi pokok, harga sembako, listik, dan bensin melambung hampir tak terkendali. Rakyat kecewa, mahasiswa berontak.

4.15.2.Pada masa awal Orde Baru. Pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat. Mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur,dll. Saat permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
4.15.3.1Berkat keputusan pemerintahan Habibie (Mei 1998 - Agustus 2001) untuk mendesentralisasikan wewenang pada pemerintah daerah pada tahun 2001, bagian besar dari belanja pemerintah yang meningkat disalurkan melalui pemerintah daerah. Hasilnya pemerintah propinsi dan kabupaten di Indonesia sekarang membelanjakan 37 persen dari total dana publik, yang mencerminkan tingkat desentralisasi fiskal yang bahkan lebih tinggi daripada rata-rata OECD.
Dengan tingkat desentralisasi di Indonesia saat ini dan ruang fiskal yang kini tersedia, pemerintah Indonesia mempunyai kesempatan unik untuk memperbaiki pelayanan publiknya yang terabaikan. Jika dikelola dengan hati-hati, hal tersebut memungkinkan daerah-daerah tertinggal di bagian timur Indonesia untuk mengejar daerah-daerah lain di Indonesia yang lebih maju dalam hal indikator sosial. Hal ini juga memungkinkan masyarakat Indonesia untuk fokus ke generasi berikutnya dalam melakukan perubahan, seperti meningkatkan kualitas layanan publik dan penyediaan infrastruktur seperti yang ditargetkan. Karena itu, alokasi dana publik yang tepat dan pengelolaan yang hati-hati dari dana tersebut pada saat mereka dialokasikan telah menjadi isu utama untuk belanja publik di Indonesia kedepannya.
Sebagai contoh, sementara anggaran pendidikan telah mencapai 17.2 persen dari total belanja publik- mendapatkan alokasi tertinggi dibandingkan sektor lain dan mengambil sekitar 3.9 persen dari PDB pada tahun 2006, dibandingkan dengan hanya 2.0 persen dari PDB pada tahun 2001 - sebaliknya total belanja kesehatan publik masih dibawah 1.0 persen dari PDB. Sementara itu, investasi infrastruktur publik masih belum sepenuhnya pulih dari titik terendah pasca krisis dan masih pada tingkat 3.4 persen dari PDB. Satu bidang lain yang menjadi perhatian saat ini adalah tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15 persen pada tahun 2006 menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber daya publik.
Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia antara MDGs dan Visi Indonesia 2030, Millenium Development Goals atau disingkat MDG's adalah sebuah inisiatif pembangunan yang dibentuk pada tahun 2000, oleh perwakilan-perwakilan dari 189 negara dengan menandantangani deklarasi yang disebut sebagai Millennium Declaration. Millennium Declaration ini mengandung 8 poin yang harus dicapai sebelum tahun 2015.
Delapan poin ini tergabung dalam tujuan yang dinamakan Millennium Development Goals (MDGs). Sebutan bahasa Indonesianya adalah Tujuan Pembangunan Milenium. 189 negara yang hadir dan menandatangani deklarasi Milenium itu ngga cuman negara-negara kaya, tapi juga negara-negara dari belahan selatan dunia, yang termasuk dalam jajaran negara miskin dan berkembang.
4.15.3.2 Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.
4.15.3.3 Kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri didampingi oleh Hamzah Haz yang terpilih sebagai voting (pemungutan suara). Pada masa pemerintahan Presiden Megawati ada kemajuan dari luar maupun dari dalam negeri. Akan tetapi dengan adanya kesulitan ekonomi sejak tahun 1997, pada masa pemerintahan ini belum bisa memulihkan keadaan seperti sebelum krisis ekonomi. Masa pemerintahan Presiden Megawati berakhir sampai diselenggarakannya Pemilihan Umum tahun 2004.
4.15.3.4 Pertumbuhan ekonomi 7 persen atau lebih itu sudah tercapai. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Meskipun pertumbuhan itu harus diikuti dengan pemerataan dan berkeadilan.
4.16 Utang luar negeri juga membuat pemerintah tidak serius mengumpulkan pendapatan dari dalam negeri. Beberapa kekurangan yang terjadi di dalam penyusunan RAPBN dianggap oleh pemerintah dapat ditutup dari perolehan pinjaman luar negeri.
Dampak utang luar negeri (LN) pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi banyak dipertanyakan orang. Beberapa pengalaman dan bukti empiris juga telah menunjukkan bahwa sejumlah negara yang memanfaatkan pinjaman luar negeri untuk melaksanakan pembangunannya dapat berhasil dengan baik. Dalam berbagai model analisis regresi, jarang ditemukan dampak positif utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan dengan model tertentu, terlihat bahwa utang luar negeri justru berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.17 Mudah-mudahan dengan adanya pembangunan ekonomi semua cita-cita Bagsa dan Negara dapat tercapai sehingga semua kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi guna mencapai kesejahteraan masyarakat itu sendiri.Dan dengan adanya pertumbuhan ekonomi akan mempermudah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut karena pertumbuhan ekonomi mendorong pembangunan ekonomi.

PERBEDAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

NO


PERBEDAAN


PEMBANGUNAN EKONOMI


PERTUMBUHAN EKONOMI

1


Definisi


Suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu Negara.


Suatu proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

2


Tujuan


Mensejahterakan masyarakat karena dengan pembangunan ekonomi dapat dicapai perubahan berupa kemajuan dan perbaikan menuju arah yang inin dicapai.


Memperlancar atau membantu pembangunan ekonomi.

3


Fungsi


Untuk meningkatkan pembangunan perkapita dalam masyarakat.


Untuk meningkatkan kenaikan PDB dalam pertumbuhan masyarakat.

4


Sifat


Bersifat kualitatif.


Bersifat kuantitatif.

5


Waktu


Setiap pergantian presiden.


Setiap diadakannya pembangunan ekonomi pasti ada pertumbuhan ekonomi karena diantara keduanya waktunya hampir bersamaan dan saling timbalbalik.

6


Tempat


Dimana disuatu wilayah Negara tersebut membutuhkan adanya pembangunan maka disitulah tempatnya.


Disuatu wilayah Negara yang sedang mengalami pembangunan ekonomi maka disitulah terdapat pertumbuhan ekonomi.

7


Alas an/motivasi


· Untuk meningkatkan pendapatan perkapita

· Mensejahterakan rakyat

· Memeratakan konsumsi masyarakat

· Mengurangi tingkat pengangguran

· Mengurangi kesenjangan social.


· Menekan kenaikan PDB

· Membantu adanya pembangunan ekonomi

· Menjalankan inovasi yang ditemukan agar efektifitas dan efisiensi produksi meningkat.

· Meningkatkan konsumsi masyarakat.

8


Subyek(pelaku)


Pemerintah (yang mengelola hasil dana produksi).


Pengusaha (menghasilkan barang produksi).

9


Obyek(sasaran)


Masyarakat yang masih kurang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya atau masyarakat yang belum sejahtera.


Masyarakat yang sudah mengalami pembangunan ekonomi.

10


Factor pendukung


· Kebudayaan masyarakat

· Teknologi

· Pemerintah

· Dukungan masyarakat

· Kondisi alam

· Perekonomian


· SDA

· Sumber daya modal

· Kewirausahaan

· SDM

11


Factor penghambat


· Rendahnya kemampuan mengelola SDA

· Masih rendahnya penguasaan teknologi dan barang modal

· Rendahnya kualitas tenaga kerja

· Rendahnya anggaran pendidikan

· Factor budaya yang bersifat menghambat

· Tingkat korupsi yang tinggi

· Rendahnya daya beli masyarakat

· Pengangguran dan keterbatasan tenaga kerja

· Kekurangan modal

· Masalah pemerataan pendapatan.


· Pertumbuhan ekonomi tergolong tidak berkembang saat produktivitas penduduk menurun karena berkurangnya kapasitas produksi sehingga kemakmuran masyarakat dan frekuensi kegiatan ekonomi pun ikut menurun

· Apabila tidak adanya keberhasilan dari pembangunan ekonomi maka pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan lancar.

· Terbatasnya kualitas SDM

· Factor SDA yang kurang modal.

12


Solusi yang ditawarkan


· Meningkatkan pendidikan

· Meningkatkan kemampuan untuk mengelola SDA

· Memperluas lapangan kerja.


· Memperbaiki system ekonomi dan politik

· Meningkatkan hasil produksi

· Memperbesar tingkat investasi dari tahun ke tahun.

13


Tolak ukur atau criteria keberhasilan


· Kenaikan pendapatan perkapita : pendapatan perkapita bergantung dari jumlah pendapatan nasional.

· Perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat perlu diketahui pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita.

· Perubahan struktur ekonomi dan struktur masyarakat : pembangunan ekonomi dikatakan mengalami kemajuan apabiala perubahan struktur ekonomi, teknik produksi adanya modernisasi dan struktur masyarakat yang berubah dalam tindakannya.


· Poroduk domestic bruto : jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam 1 tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.

· PDB perkapita dan pendapatan perkapita menjadi perhitungan yang tepat.

· Pendapatan per jam kerja : ukuran yang paling baik digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi

· Usia harapan hidup : lebih tinggi dari Negara lainnya

· Adanya penemuan sumber – sumber produksi baru dan lama telah digunakan dengan baik dan dapat dipertahankan.

· Membansingkan pendapatan nasional dari tahun ke tahun

· Dan juga membandingkan tingkat konsumsi.


Label: TUGAS EKONOMI XI (perbedaan pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi)

Senin, 26 Oktober 2009

Jawaban Tugas Ekonomi XI.1.3 No.3

Sekapur Sirih

Suka tidak suka, memilih atau pun tidak, kita kaum anarkis mewarisi ratusan tahun budaya dan pergerakan anarkis modern. Sebagaimana bisa ditebak di dalam banyak lingkar anarkis, masalah organisasi merupakan pokok diskusi yang sering coba dijauhi, kalau tidak dimusuhi. Namun toh persoalan itu tetap ada, dan bahkan sangat krusial dipecahkan di momen penting dalam perjalanan sebuah revolusi sosial. Ya, sebuah revolusi sosial yang saat ini sering jarang diharapkan, atau malah tidak lagi dipercaya ada. Lagi-lagi, suka tidak suka revolusi sosial memang ada bahkan karena itulah ada istilah demikian.

Perlu diingat dokumen ini berusia 82 tahun, dan dalam perjalanannya telah banyak peristiwa dan pelajaran berharaga yang telah terjadi. Anarkis di Indonesia, bahkan belum banyak mengkaji sejarah dan praktek politik anarkis Spanyol terutama dalam revolusi 1936-37 dan pasca Perang Dunia II, meski sering mengutipnya sebagai sesuatu “keberhasilan”.

Apa pun itu, materi ini layak dibaca dan dikritik, sebagai sebuah hasil pemikiran para anarkis Rusia pasca kekalahan menyedihkan mereka di tanah kelahiran komunisme otoriter-totaliter modern.
Iwan Fals: The Greatest Legend
Posted by har on August 26, 2009

Menyaksikan tayang ulang Konser Kemerdekaan Iwan Fals di TV One, 18 Agustus 2009, hati saya kembali bergetar. Seperti biasa, setiap kali melihat aksi Asian Hero itu, saya selalu mengalami ‘ecstasy’. Selalu ada pencerahan (enlightment) dalam memandang sudut-sudut kehidupan; antara konsep idealitas dan realitas. Kita diajak berkontemplasi terhadap kenyataan hidup.
Konser dengan tajuk “Introspeksi: Hidup Bersama Harus Dijaga” tersebut kembali membuktikan bahwa eksistensi Bang Iwan belum bisa tergeserkan oleh para seniman-seniman lain di nusantara ini. Bagi saya, dialah the greatest legend, menjadi inspirator bagi segala generasi dalam memperjuangkan kejujuran, kesederhanaan, cinta, dan tentu saja nasionalisme.
Bagi saya pribadi, Bang Iwan merupakan salah satu tokoh yang ikut memberikan warna terhadap proses perjalanan hidup saya. Belasan tahun silam, saat masih SMP dan SMA, saya masih bisa mendapatkan icon-icon tokoh yang bisa menjadikan inspirasi dalam menghadapi laju peradaban zaman. Di saat situasi mandeg, politik status quo, dan kemapanan yang mengebiri kratifitas, untunglah masih ada segelintir orang yang jadi pionir untuk melakukan perlawanan kultural. Saya bersyukur, di masa muda saya, sempat bersentuhan dengan ide-ide pembaharu. Dalam dunia musik, ada Bang Iwan. Untuk sastra budaya, ada WS Rendra dan Cak Nun. Sedangkan untuk dunia adventure, ada sosok Gola Gong dengan kisah Balada Si Roy-nya.
Iwan Fals, adalah sebuah fenomena Indonesia. Ini realitas. Ia adalah produk zaman—yang sampai saat inipun masih up to date dan eksis. Rasanya sulit menemukan tokoh sekaliber Iwan di generasi setelah kita. Tapi, tentu saja ini naïf. Bagaimanapun juga kita musti ingat bahwa setiap zaman melahirkan generasi tersendiri. Sejarah mencatat, pada zaman kemerdekaan, lahirlah tokoh-tokoh besar semacam Soekarno, Hatta, Sjahrir , Chairil Anwar dan tokoh-tokoh lain yang menjadi icon pembaharu.
Tapi, kita juga tak bisa memungkiri kenyataan bahwa Bang Iwan punya dimensi tersendiri. Perjalanannya bukanlah instant, tapi proses. Muncul di era 80-an, popular di era 90-an, dan jadi legenda hidup di tahun 2000-an ini. Sebuah perjuangan yang panjang, hasil dari kolaborasi kerja keras, konsistensi, dan tempaan alam. Proses pergumulan inilah yang kemudian menobatkan dirinya sebagai so sok pujaan dengan jutaan fans fanatik seantero nusantara. Di setiap sudut-sudut kota, di setiap pojok-pojok wilayah Indonesia sampai ke desa-desa, akan selalu ada penggemar Iwan Fals. Ia sudah menjadi milik publik, tak perduli orang gedongan ataukah kolong jembatan, tak perduli orang borju ataukah kere.
Ini kenyataan!
Ketika kondisi penuh dengan formalitas dan basa-basi, Iwan Fals menyentilnya dengan lirik-lirik potret kenyataan hidup. Kita diajak bukan sekadar untuk mendengarkan lagu tapi juga merenung. Hidup ternyata, bukan hitam-putih. Betapa banyak yang kasat mata tapi sebenarnya ada. Betapa banyak hal normatif yang sekilas kelihatan bagus, ternyata busuk. Kemunafikan dan kepura-puraan berseliweran di depan hidung kita. Setiap hari kita menjumpai orang-orang dengan mental “juraganisme” yang dibungkus dengan kata-kata “harus sesuai prosedur” dan berlindung dibalik kebohongan birokrasi.
Hikmah buat kita sendiri sangatlah banyak…
Salah satunya adalah kita dapat mengambil hikmah dari pada tokoh-tokoh terkenal…
Dan juga kita dapat mengenang masa lalunya.

Diposkan oleh @li 9aNt3nG di 19:27

Label: Jawaban ekonomi XI.1.3 no.3

0 komentar:

Poskan Komentar
Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Jawaban Tugas Ekonomi XI.1.3 No.2

POKOK–POKOK PEMBAHASAN
Tentang faktor-faktor yang mempengaruhi unsur emphtic dari soeharto dan megawati.
Kepemimpinan Pengusaha Nasional.
Kepemimpinan (leadership) adalah aktualisasi dari kemampuan seseorang (pemimpin) dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau proses mempengaruhi, mengajak, dan menggerakkan anggota organisasi agar mau melakukan kegiatan-kegiatan dengan ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin adalah seorang yang menjalankan manajemen. Pimpinan atau manajer hanya ada dalam konteks organisasi, sedangkan fenomena kepemimpinan bersifat lebih luas, dapat dalam konteks organisasi maupun non organisasi, selain menjadi pimpinan (manajer, pejabat), seseorang diharapkan juga mampu menjadi pemimpin serta mampu menjalankan manajemen dan kepemimpinan secara efektif. Adapun seorang pemimpin akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila mempunyai kemampuan dan kelebihan sebagai seorang pemimpin, baik dilihat dari segi profesionalisme maupun dari segi moral dan etika yang melekat pada dirinya yang ditanamkan mulai dari lingkungan keluarga sejak dini maupun yang dibentuk melalui jalan pendidikan formal. Sebagai seorang pemimpin, pada hakekatnya merupakan figur yang diharapkan pada masa kepemimpinanannya mampu memimpin anggotanya sesuai dengan harapan. Begitu pula bagi seorang pemimpin perusahaan, harus mampu membawa anggotanya kearah tujuan dari perusahaannya, sehingga kelangsungan usaha dapat berjalan dengan lancar.
Deskripsi “Nasionalis” pada kepemimpinan nasional, artinya bahwa setiap leader yang terlibat harus memiliki jiwa maupun aspirasi kebangsaan dengan karakter dan kultur yang memadai, di samping memiliki dedikasi atau pengabdian yang sesungguhnya untuk mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan, demi kemajuan, keadilan dan integritas bangsa. Kepemimpinan atau leadership nasional tentunya meliputi seluruh aspeknya sebagai yang pernah ditandaskan Peter Drucker, yakni Sektor publik atau pemerintahan , Sektor swasta atau dunia usaha, dan, Sektor sosial atau komunitas kemasyarakatan.
Kepemimpinan nasional, yang bergerak di sektor lain, yakni sektor swasta dan sektor komunitas masyarakat. Sektor swasta, yang bergerak di sektor bisnis, pengadaan barang dan jasa, pendistribusian maupun konsumsi, yang belum tersentuh sektor publik atau bahkan yang membantu sektor publik, adalah dijalankan oleh elite profesional yang kompeten, selain memiliki keterampilan teknis juga kekuatan permodalan. Biasanya sektor ini justru dipilih secara demokratis. Sektor komunitas atau kemasyarakatan, yang berbeda dari sektor swasta yang biasanya “profit making dan privat property”, sektor ini bergerak di bidang umumnya non-profit, yang biasa dipilih secara terbatas oleh para pengikut-pengikutnya sendiri. sektor ketiga ini meliputi leadership organisasi masa, organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, kemahasiswaan, pesantren, organisasi profesi dan masih banyak lagi.
Pengusaha adalah salah satu kelompok dalam masyarakat yang bergerak dalam bidang perekonomian, merupakan pilar dalam kelangsungan pembangunan nasional. Pengusaha dapat menentukan roda perekonomian bangsa Indonesia. Dengan demikian, keberadaan pengusaha sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya sebuah usaha tergantung dari manajer yang memimpin usahanya.
Dalam bidang usaha, menciptakan seorang pemimpin dilakukan pengkaderan yang sangat lama. Mereka menyiapkan pemimpin putra mahkota, yang diambil dari keluarga sendiri. Mereka berpikir bagaimana menghadapi, meraih dan melanggengkan usaha mereka, sehingga dalam penyiapan pemimpin ke depan, harus betul-betul terjadi suksesi yang benar, bukan hanya dari segi siapa orangnya, akan tetapi kapan waktunya yang tepat untuk diadakan pergantian kepemimpinan. Karena kapan salah memilih orang dalam melanjutkan usahanya, maka berpengaruh langsung pada kelangsungan bidang usaha yang telah dirintis. Dengan demikian, penunjukan seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan tidak waktu yang pasti, tergantung dari kemauan dari unsur pimpinan yang sedang menjalankan kepemimpinan.
Mutlak diperlukan adanya pemimpin yang berjiwa nasionalis atau kebangsaan. Pertama, mereka harus memiliki komitmen memelihara keberlangsungannya aspirasi kebangsaan, membangun budaya kebangsaan yang berkualitas tinggi. Kedua, mereka sudah selayaknya wajib berdedikasi atau mengabdi kepada “kepentingan nasional”, lebih mementingkan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi, kelompok maupun internasional yang merugikan. Ketiga, lebih memetingkan terwujudnya idealisme kebangsaan, yang telah menjadi kesepakatan nasional sebagaimana yang tercantum dalam dasar negara, demi terbangunnya integritas nasional dan kesejahteraan bangsa. Benefit yang harus dibuktikan oleh adanya kepemimpinan nasional dari pusat sampai ke daerah sepanjang masa, berupa kesejahteraan material, spiritual dan sosial secara adil dan merata dalam masyarakat berbangsa dan bernegara, tentunya juga meliputi seluruh sektor, publik, swasta mapun komunitas.

Diposkan oleh @li 9aNt3nG di 19:04 0 komentar

Label: Jawaban ekonomi XI.1.3 no.2

Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Entri (Atom)

Saturday, 17 October 2009

THE FOUNDATION OF ECONOMIC DEVELOPMENT

Tugas-3

Kompetensi Dasar : Ketenagakerjaan dan Pembangunan Ekonomi
Kelas : XI Ilmu Sosial
Lama Tugas : 3 Minggu


Petunjuk Kerja :

  1. Postingkan di Blog Anda masing-masing !
  2. Jangan lupa mencantumkan sumber referensinya.
Isi Tugas :
  1. Identifikasikan unsur-unsur "Emphatic" yang dimiliki oleh tokoh-tokoh berikut sebanyak mungkin secara obyektif yang bebas dari segala Kepentingan Pribadi dan Kelompok yakni : Presiden Soekarno, Wapres Drs. Moh. Hatta, Presiden Soeharto, Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. B.J. Habibi, Presiden Abdur Rachman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Poetri, K.H. Hasyim Muzadi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Prof. Boediono, Lim Soe Liong (Pemilik BCA Group), Eka Tjipta Widjaja (Pemili Tjiwi Kimia Group), Dahlan Iskan (Pemilik Koran Jawa Pos), Rhoma Irama (Raja Dangdut Indonesia), Koes Plus (Raja Pop 1970-1980-an), Salim Markus (Pemilik Maspion Group), Lie Kia Sheng (Pengusaha Nomor Wahid Hongkong), Jacky Chen (Bintang Laga Nomor Wahid Hongkong), Jet Lee (Bintang Laga Nomor 2 Hongkong), Andy Lau (Bintang Laga Nomor 3 Hongkong), Presiden Barack Obama (USA), Michael Jackson (Raja Pop Dunia), dan Anda Sendiri ! Hikmah buat Anda !
  2. Identifikasikan faktor yang menghancurkan Emphatic mereka ! Lihat soal nomor 1 di atas ! Hikmah buat Kita !
  3. Sebutkan tokoh-tokoh Nasional dan INternasional yang banyak dikenal sebagai tokoh yang banyak memiliki "Unemphatic" daripada "Emphatic" ! Hikmah buat Kita !

Economics Development dan Employment

Tugas-2
Kompetensi Dasar : Ketenagakerjaan dan Pembangunan Ekonomi
Kelas : XI Ilmu Sosial


Petunjuk Kerja :

  • Postingkan di Blog Anda masing-masing.
  • Labels berbunyi Tugas Ekonomi XI
  • Artikel dipenggal menjadi 2 bagian (Read More)
Isi Tugas :
  1. Definisi Pembanguna Ekonomi menurut : GBHN, Ekonom Luar Neger, Ekonom Indonesia.
  2. Tujuan Pembangunan Ekonomi Jangka : Pendek, Menengah dan Panjang.
  3. Latar Belakang Pembangunan Ekonomi
  4. Sasaran Pembangunan Ekonomi
  5. Faktor Pendukung Pembangunan Ekonomi
  6. Faktor Penghambat Pembangunan Ekonomi
  7. Tolok Ukur Keberhasilan Pembangunan Ekonomi
  8. Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
  9. Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
  10. Definisi Pertumbuhan Ekonomi
  11. Relevansi Pertumbuhan Ekonomi Dengan Pertumbuhan Ekonomi
  12. Perbedaan Pembangunan Ekonomi Dengan Pertumbuhan Ekonomi
  13. Persamaan Pembangunan Ekonomi Dengan Pertumbuhan Ekonomi
  14. Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi
  15. Deskripsi Hasil Pembangunan Ekonomi Yang Dicapai Oleh Indonesia Selama Periode : Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi Masa (Presiden Habibi, Presiden Abdurrachman Wahid, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono).
  16. Harapan dan Saran Anda
2.

MAN POWERSHIP

Tugas : 1
Kompetensi Dasar : Ketenagakerjaan dan Pembangunan Ekonomi
Kelas : XI Ilmu Sosial
HARTABUTA Tugas :
Lama Tugas : 2 minggu
Jenis Tugas : Individu
Kemasan Tugas : - Diketik pada Kertas Folio atau Kuarto 2 spasi
- Bercover standar
- Dijilid

  1. Sebutkan dan jelaskan tentang faktor pendukung Employment (N) ! Follow upnya ?
  2. Sebutkan dan jelaskan faktor penghambat Employment (N) ! Solusinya ?
  3. Sebutkan dan jelaskan dampak positif Employment (N) terhadap Subyek dan Obyek Perekonomian ! Follow Upnya ?
  4. Sebutkan dan jelaskan dampak negatif Employment (N) terhadap Subyek dan Obyek Perekonomian ! Solusinya ?
  5. Sebutkan dan jelaskan dampak positif Unemployment (UN) terhadap Subyek dan Obyek Perekonomian ! Follow Upnya ?
  6. Sebutkan dan jelaskan dampak negatif Unemployment (UN) terhadap Subyek dan Obyek Perekonomian ! Solusinya ?

Senin, 19 Oktober 2009

Senin, 10 Agustus 2009

TCP/IP

Chapter 5. TCP/IP Name Services
Contents:

Host Files
NIS, NIS+, and WINS
Domain Name Service (DNS)
Module Information for This Chapter
References for More Information

The majority of the conversations between computers these days take place using a protocol called Transmission Control Protocol running over a lower layer called Internet Protocol.[1] These two protocols are commonly lumped together into the acronym TCP/IP. Every machine that participates on a TCP/IP network must be assigned at least one unique numeric identifier, called an IP address. IP addresses are usually written using the form NNN.NNN.N.N, e.g., 192.168.1.9.

[1]This chapter will be discussing IPv4, the current (deployed) standard. IPv6 (the next generation of IP) will probably replace it in due course.

While machines are content to call each other by strings of dot-separated numbers, most people are less enamored by this idea. TCP/IP would have fallen flat on its face as a protocol if users had to remember a unique 12-digit sequence for every machine they wanted to contact. Mechanisms had to be invented to manage and distribute an IP address to human-friendly name mappings.

This chapter describes the evolution of the network name services that allow us to access data at www.oog.org instead of at 192.168.1.9, and what takes place behind the scenes. Along the way we combine a dash of history with a healthy serving of practical advice on how Perl can help to manage this crucial part of any networking infrastructure.
5.1. Host Files

The first approach used to solve the problem of mapping IP addresses to names was the most obvious and simple one: a standard file was created to hold a table of IP addresses and their corresponding computer names. This file can be found as /etc/hosts on Unix systems, Macintosh HD:System Folder:Preferences:hosts on Macs, and \$systemroot$\System32\Drivers\Etc\hosts on NT/2000 machines. On NT/2000 there is also an lmhosts file that serves a slightly different purpose, which we'll talk about later. Here's an example Unix-style host file:

127.0.0.1 localhost
192.168.1.1 everest.oog.org everest
192.168.1.2 rivendell.oog.org rivendell

The limitations of this approach become clear very quickly. If oog.org 's network manager has two machines on a TCP/IP network that communicate with each other, and she wants to add a third which will be addressed by name, she's got to edit the correct file on all of her machines. If oog.org buys yet another machine, there are now four separate host files to be maintained (one on each machine).

As untenable as this may seem, this is what actually happened during the early days of the Internet/ARPAnet. As new sites were connected, every site on the net that wished to talk with the new site needed to update their host files. The central host repository, known as the Network Information Center (NIC) (or more precisely the SRI-NIC, since it was housed at SRI at the time), updated and published a host file for the entire network called HOSTS.TXT. System administrators would anonymously FTP this file from SRI-NIC's NETINFO directory on a regular basis.

Host files are still in use today, despite their limitations and the replacements we'll be talking about later in this chapter. There are some situations where host files are even mandatory. For example, under SunOS, a machine consults its /etc/hosts file to determine its own IP address. Host files also solve the "chicken and egg" problem encountered while a machine boots. If the network name servers that machine will be using are specified by name, there must be some way to determine their IP addresses. But if the network name service isn't operational yet, there's no way (unless it broadcasts for help) to receive this information. The usual solution is to place a stub file (with just a few hosts) in place for booting purposes.

On a small network, having an up-to-date host file that includes all of the hosts on that network is useful. It doesn't even have to reside on each machine in that network to be helpful (since the other mechanisms we'll describe later do a much better job of distributing this information). Just having one around that can be consulted is handy for quick manual lookups and address allocation purposes.

Since these files are still a part of everyday administration, let's look at better ways to manage them. Perl and host files are a natural match, given Perl's predilection for text file processing. Given their affinity for each other, we're going to use the simple host file as a springboard for a number of different explorations.

Let's look at the parsing of host files. Parsing a host file can be a simple as this:

open(HOSTS, "/etc/hosts") or die "Unable to open host file:$!\n";
while (defined ($_ = )) {
next if /^#/; # skip comments lines
next if /^$/; # skip empty lines
s/\s*#.*$//; # delete in-line comments and preceding whitespace
($ip, @names) = split;
die "The IP address $ip already seen!\n" if (exists $addrs{$ip});
$addrs{$ip} = [@names];
for (@names){
die "The host name $_ already seen!\n" if (exists $names{$_});
$names{$_} = $ip;
}
}
close(HOSTS);

The previous code walks through an /etc/hosts file (skipping blank lines and comments), creating two data structures for later use. The first data structure is a hash of lists of hostnames keyed by the IP address. For the host file above, the data structure created would look like this:

$addrs{'127.0.0.1'} = ['localhost'];
$addrs{'192.168.1.2'} = ['rivendell.oog.org','rivendell'];
$addrs{'192.168.1.1'} = ['everest.oog.org','everest'];

The second is a hash table of host names, keyed by the name. For the same file, the %names hash would look like this:

$names{'localhost'}='127.0.0.1'
$names{'everest'}='192.168.1.1'
$names{'everest.oog.org'}='192.168.1.1'
$names{'rivendell'}='192.168.1.2'
$names{'rivendell.oog.org'}='192.168.1.2'

Note that in the simple process of parsing this file, we've also added some additional functionality. Our code checks for duplicate host names and IP addresses (both bad news on a TCP/IP network). When dealing with network-related data, use every opportunity possible to check for errors and bad information. It is always better to catch problems early in the game than to be bitten by them once the data has been propagated to your entire network. Because it is so important, I'll return to this topic later in the chapter
5.1.1. Generating Host Files

Now we turn to the more interesting topic of generating host files. Let's assume we have the following host database file for the hosts on our network:

name: shimmer
address: 192.168.1.11
aliases: shim shimmy shimmydoodles
owner: David Davis
department: software
building: main
room: 909
manufacturer: Sun
model: Ultra60
-=-
name: bendir
address: 192.168.1.3
aliases: ben bendoodles
owner: Cindy Coltrane
department: IT
building: west
room: 143
manufacturer: Apple
model: 7500/100
-=-
name: sulawesi
address: 192.168.1.12
aliases: sula su-lee
owner: Ellen Monk
department: design
building: main
room: 1116
manufacturer: Apple
model: 7500/100
-=-
name: sander
address: 192.168.1.55
aliases: sandy micky mickydoo
owner: Alex Rollins
department: IT
building: main
room: 1101
manufacturer: Intergraph
model: TD-325
-=-

The format is simple: fieldname: value with -=- used as a separator between records. You might find you need other fields than those listed above, or have too many records to make it practical to keep in a single flat file. Though we are using a single flat file, the concepts we'll show in this chapter are not backend-specific.

Here's some code that will parse a file like this to generate a host file:

$datafile ="./database";
$recordsep = "-=-\n";

open(DATA,$datafile) or die "Unable to open datafile:$!\n";

$/=$recordsep; # prepare to read in database file one record at a time

print "#\n\# host file - GENERATED BY $0\n# DO NOT EDIT BY HAND!\n#\n";
while () {
chomp; # remove the record separator
# split into key1,value1,...bingo, hash of record
%record = split /:\s*|\n/m;
print "$record{address}\t$record{name} $record{aliases}\n";
}
close(DATA);

Here's the output:

#
# host file - GENERATED BY createhosts
# DO NOT EDIT BY HAND!
#
192.168.1.11 shimmer shim shimmy shimmydoodles
192.168.1.3 bendir ben bendoodles
192.168.1.12 sulawesi sula su-lee
192.168.1.55 sander sandy micky mickydoo.

Got "System Administration Database" Religion Yet?

In Chapter 3, "User Accounts", I made an impassioned plea for the use of a separate administrative database to track account information. The same arguments are doubly true for network host data. In this chapter we're going to demonstrate how even a simple flat-file host database can be manipulated to produce impressive output that drives each of the services we'll be discussing. For larger sites, a "real" database would serve well. If you'd like to see an example of this output, take a quick glance ahead at the output at the end of the Section 5.1.3, "Improving the Host File Output" section, later in this chapter.

The host database approach is beautiful for a number of reasons. Changes need to be made only to a single file or data source. Make the changes, run some scripts, and presto!, we've generated the configuration files needed for a number of services. These configuration files are significantly less likely to contain small syntax errors (like missing semicolons or comment characters) because they won't be touched by human hands. If we write our code correctly, we can catch most of the other possible errors during the parse stage.

If you haven't seen the wisdom of this "best practice" yet, you will by the end of the chapter.

Let's look at a few of the more interesting Perl techniques in this small code sample. The first unusual thing we do is set $/. From that point on, Perl treats chunks of text that end in -=-\n as a single record. This means the while statement will read in an entire record at a time and assign it to $_.

The second interesting tidbit is the split assign technique. Our goal is to get each record into a hash with a key as the field name and its value as the field value. You'll see why we go to this trouble later as we develop this example further. The first step is to break $_ into component parts using split( ). The array we get back from split( ) is shown in Table 5-1.
Table 5.1. The Array Returned by split()

Element


Value

$record[0]


name

$record[1]


shimmer

$record[2]


address

$record[3]


192.168.1.11

$record[4]


aliases

$record[5]


shim shimmy shimmydoodles

$record[6]


owner

$record[7]


David Davis

$record[8]


department

$record[9]


software

$record[10]


building

$record[11]


main

$record[12]


room

$record[13]


909

$record[14]


manufacturer

$record[15]


Sun

$record[16]


model

$record[17]


Ultra60

Now take a good look at the contents of the list. Starting at $record[0], we have a key-value pair list (i.e., key=Name, value=shimmer\n, key=Address, value=192.168.1.11\n...) which we can just assign to populate a hash. Once this hash is created, we can print the parts we need.
5.1.2. Error Checking the Host File Generation Process

Printing the parts we need is just the beginning of what we can do. One very large benefit of using a separate database that gets converted into another form is the ability to insert error checking into the conversion process. As we mentioned before, this can prevent simple typos from becoming a problem before they get a chance to propagate or be put into production use. Here's the previous code with some simple additions to check for typos:

$datafile ="./database";
$recordsep = "-=-\n";

open(DATA,$datafile) or die "Unable to open datafile:$!\n";

$/=$recordsep; # prepare to read in database file one record at a time

print "#\n\# host file - GENERATED BY $0\n# DO NOT EDIT BY HAND!\n#\n";
while () {
chomp; # remove the record separator
# split into key1,value1,...bingo, hash of record
%record = split /:\s*|\n/m;

# check for bad hostnames

if ($record{name} =~ /[^-.a-zA-Z0-9]/) {

warn "!!!! $record{name} has illegal host name characters,

skipping...\n";

next;

}

# check for bad aliases

if ($record{aliases} =~ /[^-.a-zA-Z0-9\s]/) {

warn "!!!! $record{name} has illegal alias name characters,

skipping...\n";

next;

}

# check for missing address

if (!$record{address}) {

warn "!!!! $record{name} does not have an IP address,

skipping...\n";

next;

}

# check for duplicate address

if (defined $addrs{$record{address}}) {

warn "!!!! Duplicate IP addr: $record{name} &

$addrs{$record{address}}, skipping...\n";

next;

}

else {

$addrs{$record{address}} = $record{name};

}

print "$record{address}\t$record{name} $record{aliases}\n";
}
close(DATA);

5.1.3. Improving the Host File Output

Let's borrow from Chapter 9, "Log Files", and add some analysis to the conversion process. We can automatically add useful headers, comments, and separators to the data. Here's an example output using the exact same database:

#
# host file - GENERATED BY createhosts3
# DO NOT EDIT BY HAND!
#
# Converted by David N. Blank-Edelman (dnb) on Sun Jun 7 00:43:24 1998
#
# number of hosts in the design department: 1.
# number of hosts in the software department: 1.
# number of hosts in the IT department: 2.
# total number of hosts: 4
#

# Owned by Cindy Coltrane (IT): west/143
192.168.1.3 bendir ben bendoodles

# Owned by Alex Rollins (IT): main/1101
192.168.1.55 sander sandy micky mickydoo

# Owned by Ellen Monk (design): main/1116
192.168.1.12 sulawesi sula su-lee

# Owned by David Davis (software): main/909
192.168.1.11 shimmer shim shimmy shimmydoodles

Here's the code that produced that output, followed by some commentary:

$datafile ="./database";

# get username on either WinNT/2000 or Unix
$user = ($^O eq "MSWin32")? $ENV{USERNAME} :
(getpwuid($<))[6]." (".(getpwuid($<))[0].")";

open(DATA,$datafile) or die "Unable to open datafile:$!\n";

$/=$recordsep; # read in database file one record at a time

while () {
chomp; # remove the record separator
# split into key1,value1
@record = split /:\s*|\n/m;

$record ={}; # create a reference to empty hash
%{$record} = @record; # populate that hash with @record

# check for bad hostname
if ($record->{name} =~ /[^-.a-zA-Z0-9]/) {
warn "!!!! ".$record->{name} .
" has illegal host name characters, skipping...\n";
next;
}

# check for bad aliases
if ($record->{aliases} =~ /[^-.a-zA-Z0-9\s]/) {
warn "!!!! ".$record->{name} .
" has illegal alias name characters, skipping...\n";
next;
}

# check for missing address
if (!$record->{address}) {
warn "!!!! ".$record->{name} .
" does not have an IP address, skipping...\n";
next;
}

# check for duplicate address
if (defined $addrs{$record->{address}}) {
warn "!!!! Duplicate IP addr:".$record->{name}.
" & ".$addrs{$record->{address}}.", skipping...\n";
next;
}
else {
$addrs{$record->{address}} = $record->{name};
}

$entries{$record->{name}} = $record; # add this to a hash of hashes
}
close(DATA);

# print a nice header
print "#\n\# host file - GENERATED BY $0\n# DO NOT EDIT BY HAND!\n#\n";
print "# Converted by $user on ".scalar(localtime)."\n#\n";

# count the number of entries in each department and then report on it
foreach my $entry (keys %entries){
$depts{$entries{$entry}->{department}}++;
}
foreach my $dept (keys %depts) {
print "# number of hosts in the $dept department: $depts{$dept}.\n";
}
print "# total number of hosts: ".scalar(keys %entries)."\n#\n\n";

# iterate through the hosts, printing a nice comment and the entry itself
foreach my $entry (keys %entries) {
print "# Owned by ",$entries{$entry}->{owner}," (",
$entries{$entry}->{department},"): ",
$entries{$entry}->{building},"/",
$entries{$entry}->{room},"\n";
print $entries{$entry}->{address},"\t",
$entries{$entry}->{name}," ",
$entries{$entry}->{aliases},"\n\n";
}

The most significant difference between this code example and the previous one is the data representation. Because there was no need in the previous example to retain the information from a record after it had been printed, we could use the single hash %record. But for this code, we chose to read the file into a slightly more complex data structure (a hash of hashes) so we could do some simple analysis of the data before printing it.

We could have kept a separate hash table for each field (similar to our needspace example in Chapter 2, "Filesystems"), but the beauty of this approach is its maintainability. If we decide later on to add a serial_number field to the database, we do not need to change our program's parsing code; it will just magically appear as $record->{serial_number}. The downside is that Perl's syntax probably makes our code look more complex than it is.

Here's an easy way to look at it: we're parsing the file in precisely the same way we did in the last example. The difference is this time we are storing each record in a newly-created anonymous hash. Anonymous hashes are just like normal hash variables except they are accessed through a reference, instead of a name.

To create our larger data structure (a hash of hashes), we link this new anonymous hash back into the main hash table %entries. We created a key with an associated value that is the reference to the anonymous hash we've just populated. Once we are done, %entries has a key for each machine's name and a value that is a reference to a hash table containing all of the fields associated with that machine name (IP address, room, etc.).

Perhaps you'd prefer to see the output sorted by IP address? No problem, just include a custom sort routine by changing:

foreach my $entry (keys %entries) {

to:

foreach my $entry (sort byaddress keys %entries) {

and adding:

sub byaddress {
@a = split(/\./,$entries{$a}->{address});
@b = split(/\./,$entries{$b}->{address});
($a[0]<=>$b[0]) ||
($a[1]<=>$b[1]) ||
($a[2]<=>$b[2]) ||
($a[3]<=>$b[3]);
}

Here's the relevant portion of the output, now nicely sorted:

# Owned by Cindy Coltrane (IT): west/143
192.168.1.3 bendir ben bendoodles

# Owned by David Davis (software): main/909
192.168.1.11 shimmer shim shimmy shimmydoodles

# Owned by Ellen Monk (design): main/1116
192.168.1.12 sulawesi sula su-lee

# Owned by Alex Rollins (IT): main/1101
192.168.1.55 sander sandy micky mickydoo

Make the output look good to you. Let Perl support your professional and aesthetic endeavors.
5.1.4. Incorporating a Source Code Control System

In a moment we're going to move on to the next approach to the IP Address-to-Name mapping problem. Before we do, we'll want to add another twist to our host file creation process, because a single file suddenly takes on network-wide importance. A mistake in this file will affect an entire network of machines. To give us a safety net, we'll want a way to back out of bad changes, essentially going back in time to a prior configuration state.

The most elegant way to build a time machine like this is to add a source control system to the process. Source control systems are typically used by developers to:

*

Keep a record of all changes to important files
*

Prevent multiple people from changing the same file at the same time, inadvertently undoing each other's efforts
*

Allow them to revert back to a previous version of a file, thus backing out of problems

This functionality is extremely useful to a system administrator. The error-checking code we added to the conversion process earlier, in Section 5.1.2, "Error Checking the Host File Generation Process", can help with certain kinds of typo and syntax errors, but it does not offer any protection against semantic errors (e.g., deleting an important hostname, assigning the wrong IP address to a host, misspelling a hostname). You could add semantic error checks into the conversion process, but you probably won't catch all of the possible errors. As we've quoted before, nothing is foolproof, since fools are so ingenious.

You might think it would be better to apply source control system functionality to the initial database editing process, but there are two good reasons why it is also important to apply it to the resultant output:

Time

For large data sets, the conversion process might take some time. If your network is flaking out and you need to revert to a previous revision, it's discouraging to have to stare at a Perl process chugging away to generate the file you need (presuming you can get at Perl in the first place at that point).
Database

If you choose to use a real database engine for your data storage (and often this is the right choice), there may not be a convenient way to apply a source control mechanism like this. You'll probably have to write your own change control mechanisms for the database editing process.

My source control system of choice is the Revision Control System (RCS). RCS has some Perl- and system administration-friendly features:

*

It is multiplatform. There are ports of GNU RCS 5.7 to most Unix systems, Windows NT, MacOS, etc.
*

It has a well-defined command-line interface. All functions can be performed from the command line, even on GUI-heavy operating systems
*

It is easy to use. There's a small command set for basic operations that can be learned in five minutes (see Appendix A, "The Five-Minute RCS Tutorial" ).
*

It has keywords. Magic strin gs can be embedded in the text of files under RCS that are automatically expanded. For instance, any occurrence of $ Date:$ in a file will be replaced with the date the file was last entered into the RCS system.
*

It's free. The source code for the GNU version of RCS is freely redistributable, and binaries for most systems are also available. A copy of the source can be found at ftp://ftp.gnu.org/gnu/rcs.

If you've never dealt with RCS before, please take a moment to read Appendix A, "The Five-Minute RCS Tutorial". The rest of this section assumes a cursory knowledge of the RCS command set.

Craig Freter has written an object-oriented module called Rcs which makes using RCS from Perl easy. The steps are:

1.

Load the module.
2.

Tell the module where your RCS command-line binaries are located.
3.

Create a new Rcs object; configure it with the name of the file you are using.
4.

Call the necessary object methods (named after their corresponding RCS commands).

Let's add this to our host file generation code so you can see how the module works. Besides the Rcs module code, we've also changed things so the output is sent to a specific file and not STDOUT as in our previous versions. Only the code that has changed is shown. Refer to the previous example for the omitted lines represented by "...":

$outputfile="hosts.$$"; # temporary output file
$target="hosts"; # where we want the converted data stored
...
open(OUTPUT,"> $outputfile") or
die "Unable to write to $outputfile:$!\n";

print OUTPUT "#\n\# host file - GENERATED BY $0\n
# DO NOT EDIT BY HAND!\n#\n";
print OUTPUT "# Converted by $user on ".scalar(localtime)."\n#\n";

...
foreach my $dept (keys %depts) {
print OUTPUT "# number of hosts in the $dept department:
$depts{$dept}.\n";
}
print OUTPUT "# total number of hosts: ".scalar(keys %entries)."\n#\n\n";
# iterate through the hosts, printing a nice comment and the entry
foreach my $entry (sort byaddress keys %entries) {
print OUTPUT
"# Owned by ",$entries{$entry}->{owner}," (",
$entries{$entry}->{department},"): ",
$entries{$entry}->{building},"/",
$entries{$entry}->{room},"\n";
print OUTPUT
$entries{$entry}->{address},"\t",
$entries{$entry}->{name}," ",
$entries{$entry}->{aliases},"\n\n";
}

close(OUTPUT);

use Rcs;

# where our RCS binaries are stored

Rcs->bindir('/usr/local/bin');

# create a new RCS object

my $rcsobj = Rcs->new;

# configure it with the name of our target file

$rcsobj->file($target);

# check it out of RCS (must be checked in already)

$rcsobj->co('-l');

# rename our newly created file into place

rename($outputfile,$target) or

die "Unable to rename $outputfile to $target:$!\n";

# check it in

$rcsobj->ci("-u","-m"."Converted by $user on ".scalar(localtime));

This code assumes the target file has been checked in at least once already.

To see the effect of this code addition, we can look at three entries excerpted from the output of rloghosts:

revision 1.5
date: 1998/05/19 23:34:16; author: dnb; state: Exp; lines: +1 -1
Converted by David N. Blank-Edelman (dnb) on Tue May 19 19:34:16 1998
----------------------------
revision 1.4
date: 1998/05/19 23:34:05; author: eviltwin; state: Exp; lines: +1 -1
Converted by Divad Knalb-Namlede (eviltwin) on Tue May 19 19:34:05 1998
----------------------------
revision 1.3
date: 1998/05/19 23:33:35; author: dnb; state: Exp; lines: +20 -0
Converted by David N. Blank-Edelman (dnb) on Tue May 19 19:33:16 1998

The previous example doesn't show much of a difference between file versions (see the lines: part of the entries), but you can see that we are tracking the changes every time the file gets created. If we needed to, we could use the rcsdiff command to see exactly what changed. Under dire circumstances, we would be able to revert to previous versions if one of these changes had wreaked unexpected havoc on the network.

link : http://docstore.mik.ua/orelly/perl/sysadmin/ch05_01.htm

cara setting IP dalam komputer

Konfigurasi / setting alamat IP address di Linux
Seringkali seorang teman bertanya kepada saya tentang cara mengkonfigurasi IP address ethernet card di Linux. Konfigurasi ini sangat penting bila kita hendak meng-komunikasikan 2 komputer atau lebih melalui ethernet card dalam lingkungan jaringan / network. Sebenarnya dengan melalui GUI ( Graphical User Interface ), konfigurasi ini mudah dilakukan. Tinggal pilih option network pada start menu di Linux. Namun sekali lagi, konsole adalah cara setting yang terbaik. Ifconfig merupakan perintah untuk melakukan konfigurasi IP address. Apakah hanya sebatas itukah fungsi "ifconfig" ? Bagaimana cara konfigurasinya? Mari kita otak-atik ethernet card kita dengan konfigurasi berikut.

Pertama-tama kita masuk ke konsole dengan akses root. Dengan menggunakan privilege / hak akses ini maka kita berhak melakukan konfigurasi terhadap sistem. Perintah "ifconfig" merupakan perintah yang digunakan untuk mengkonfigurasi network interface berupa ethernet card. Sebelum saya membahas tentang konfigurasi-nya ada baiknya saya memberikan teori dasar tentang IP address. IP atau yang disebut Internet Protocol ini merupakan alamat yang nantinya menjadi identitas bagi suatu komputer agar dapat dikenali pada jaringan. Contoh sederhana adalah alamat rumah. Dalam suatu perumahan, alamat rumah menjadi penting karena untuk membedakan antara satu rumah dengan yang lain bila ada pak pos hendak mengirim paket. Nah, tentu ini juga berlaku di dalam jaringan. Paket-paket data tentu akan dikirimkan pada alamat komputer yang ada di tuju. Alamat ini berupa IP address yang beraneka ragam variasi dan kelasnya. Saya mengambil contoh IP address kelas C yaitu 192.168.xxx.xxx. Umumnya ini merupakan konfigurasi standar penamaan alamat IP pada jaringan skala kecil dan sederhana.

Ifconfig dapat digunakan untuk mengkonfigurasi alamat IP kita secara manual atau yang disebut IP-static. Kenapa disebut IP static? karena alamat ini tidak berubah-ubah dan dikonfigurasi oleh pemiliknya sendiri. Bila kita mendapatkan IP secara dynamic / dinamis melalui DHCP ( untuk keterangan lebih jelas dapat membaca artikel " cara menggunakan dan setting dhcp " sebelumnya ) maka ifconfig berfungsi sebagai informasi tentang alamat IP yang kita pakai. Sebelum anda hendak mengkonfigurasi, pastikan dulu device ethernet card anda sudah dikenali dengan mengetikkan ifconfig -a. Berikut contohnya:

Leonzack:~/# ifconfig -a
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:00:50:00:46:2C
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:164 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:2597 (2.5 KiB) TX bytes:14420 (14.0 KiB)
Interrupt:16 Base address:0xe000

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:7517 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7517 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:731728 (714.5 KiB) TX bytes:731728 (714.5 KiB)

Dapat terlihat bahwa ethernet card pada komputer saya dikenali sebagai device "eth0" sedangkan device "lo" merupakan device loopback ( selalu ada pada setiap komputer ). Eth0 sudah dikenali maka tinggal konfigurasi manual sebagai berikut:

Leonzack:~/# ifconfig eth0 192.168.0.1 netmask 255.255.255.0 broadcast 192.168.0.255
Leonzack:~/# ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:00:50:00:46:2C
inet addr:192.168.0.1 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:164 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:2597 (2.5 KiB) TX bytes:14420 (14.0 KiB)
Interrupt:16 Base address:0xe000

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:7543 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7543 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:734121 (716.9 KiB) TX bytes:734121 (716.9 KiB)

Nah,dengan perintah tersebut, ethernet card kita memiliki konfigurasi dengan alamat IP 192.168.0.1 dengan netmask 255.255.255.0 dan alamat broadcast 192.168.0.255. Mengenai keterangan tentang netmask, broadcast, dst dapat dibaca pada artikel " Belajar tentang networking / jaringan di linux untuk pemula ".

Bila anda hendak mencoba-coba, struktur command "ifconfig" sebagai berikut : ifconfig netmask broadcast . Selamat mencoba!

19.07.2007. 06:28

satwib on 19.02.2009. 15:17

kalo saya cuma pake GUI tool, namanya WICD, gampang dipake nya, kalo gak bisa dapet IP dari DHCP, tinggal klik networknya, trus klik advanced setting, trus isi deh IP,subnet,G/W, sama DNS server nya

patio on 06.12.2007. 22:04

mantab bgt kk,,,,,,

yodi on 03.10.2007. 00:48

thanks to mas akbar atas respon-nya.
Sebenarnya paling mudah adalah melalui GUI ( Graphical user interface ) yaitu masuk ke start menu pilihan setting ( untuk KDE ) dan pilih network. Tinggal diganti device-nya menjadi static.

akbar on 02.10.2007. 22:50

untuk permanet bisa di settingkan seperti ini :

Untuk Debian :

fxp0:/etc/#vi network/interfaces
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback

# The primary network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.90
gateway 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
network 192.168.1.0
broadcast 192.168.1.255

Kemudian restart interfaces tersebut :

fxp0:/etc/network#/etc/ini.d/network restart

ok sampe disini kita udah bisa merestart interfaces kita



regard's


akbar

cara setting IP dalam komputer

Konfigurasi / setting alamat IP address di Linux
Seringkali seorang teman bertanya kepada saya tentang cara mengkonfigurasi IP address ethernet card di Linux. Konfigurasi ini sangat penting bila kita hendak meng-komunikasikan 2 komputer atau lebih melalui ethernet card dalam lingkungan jaringan / network. Sebenarnya dengan melalui GUI ( Graphical User Interface ), konfigurasi ini mudah dilakukan. Tinggal pilih option network pada start menu di Linux. Namun sekali lagi, konsole adalah cara setting yang terbaik. Ifconfig merupakan perintah untuk melakukan konfigurasi IP address. Apakah hanya sebatas itukah fungsi "ifconfig" ? Bagaimana cara konfigurasinya? Mari kita otak-atik ethernet card kita dengan konfigurasi berikut.

Pertama-tama kita masuk ke konsole dengan akses root. Dengan menggunakan privilege / hak akses ini maka kita berhak melakukan konfigurasi terhadap sistem. Perintah "ifconfig" merupakan perintah yang digunakan untuk mengkonfigurasi network interface berupa ethernet card. Sebelum saya membahas tentang konfigurasi-nya ada baiknya saya memberikan teori dasar tentang IP address. IP atau yang disebut Internet Protocol ini merupakan alamat yang nantinya menjadi identitas bagi suatu komputer agar dapat dikenali pada jaringan. Contoh sederhana adalah alamat rumah. Dalam suatu perumahan, alamat rumah menjadi penting karena untuk membedakan antara satu rumah dengan yang lain bila ada pak pos hendak mengirim paket. Nah, tentu ini juga berlaku di dalam jaringan. Paket-paket data tentu akan dikirimkan pada alamat komputer yang ada di tuju. Alamat ini berupa IP address yang beraneka ragam variasi dan kelasnya. Saya mengambil contoh IP address kelas C yaitu 192.168.xxx.xxx. Umumnya ini merupakan konfigurasi standar penamaan alamat IP pada jaringan skala kecil dan sederhana.

Ifconfig dapat digunakan untuk mengkonfigurasi alamat IP kita secara manual atau yang disebut IP-static. Kenapa disebut IP static? karena alamat ini tidak berubah-ubah dan dikonfigurasi oleh pemiliknya sendiri. Bila kita mendapatkan IP secara dynamic / dinamis melalui DHCP ( untuk keterangan lebih jelas dapat membaca artikel " cara menggunakan dan setting dhcp " sebelumnya ) maka ifconfig berfungsi sebagai informasi tentang alamat IP yang kita pakai. Sebelum anda hendak mengkonfigurasi, pastikan dulu device ethernet card anda sudah dikenali dengan mengetikkan ifconfig -a. Berikut contohnya:

Leonzack:~/# ifconfig -a
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:00:50:00:46:2C
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:164 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:2597 (2.5 KiB) TX bytes:14420 (14.0 KiB)
Interrupt:16 Base address:0xe000

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:7517 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7517 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:731728 (714.5 KiB) TX bytes:731728 (714.5 KiB)

Dapat terlihat bahwa ethernet card pada komputer saya dikenali sebagai device "eth0" sedangkan device "lo" merupakan device loopback ( selalu ada pada setiap komputer ). Eth0 sudah dikenali maka tinggal konfigurasi manual sebagai berikut:

Leonzack:~/# ifconfig eth0 192.168.0.1 netmask 255.255.255.0 broadcast 192.168.0.255
Leonzack:~/# ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:00:50:00:46:2C
inet addr:192.168.0.1 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:164 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:2597 (2.5 KiB) TX bytes:14420 (14.0 KiB)
Interrupt:16 Base address:0xe000

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:7543 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7543 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:734121 (716.9 KiB) TX bytes:734121 (716.9 KiB)

Nah,dengan perintah tersebut, ethernet card kita memiliki konfigurasi dengan alamat IP 192.168.0.1 dengan netmask 255.255.255.0 dan alamat broadcast 192.168.0.255. Mengenai keterangan tentang netmask, broadcast, dst dapat dibaca pada artikel " Belajar tentang networking / jaringan di linux untuk pemula ".

Bila anda hendak mencoba-coba, struktur command "ifconfig" sebagai berikut : ifconfig netmask broadcast . Selamat mencoba!

19.07.2007. 06:28

satwib on 19.02.2009. 15:17

kalo saya cuma pake GUI tool, namanya WICD, gampang dipake nya, kalo gak bisa dapet IP dari DHCP, tinggal klik networknya, trus klik advanced setting, trus isi deh IP,subnet,G/W, sama DNS server nya

patio on 06.12.2007. 22:04

mantab bgt kk,,,,,,

yodi on 03.10.2007. 00:48

thanks to mas akbar atas respon-nya.
Sebenarnya paling mudah adalah melalui GUI ( Graphical user interface ) yaitu masuk ke start menu pilihan setting ( untuk KDE ) dan pilih network. Tinggal diganti device-nya menjadi static.

akbar on 02.10.2007. 22:50

untuk permanet bisa di settingkan seperti ini :

Untuk Debian :

fxp0:/etc/#vi network/interfaces
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback

# The primary network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.90
gateway 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
network 192.168.1.0
broadcast 192.168.1.255

Kemudian restart interfaces tersebut :

fxp0:/etc/network#/etc/ini.d/network restart

ok sampe disini kita udah bisa merestart interfaces kita



regard's


akbar

Senin, 17 Agustus 2009

cara setting IP dalam komputer

Konfigurasi / setting alamat IP address di Linux
Seringkali seorang teman bertanya kepada saya tentang cara mengkonfigurasi IP address ethernet card di Linux. Konfigurasi ini sangat penting bila kita hendak meng-komunikasikan 2 komputer atau lebih melalui ethernet card dalam lingkungan jaringan / network. Sebenarnya dengan melalui GUI ( Graphical User Interface ), konfigurasi ini mudah dilakukan. Tinggal pilih option network pada start menu di Linux. Namun sekali lagi, konsole adalah cara setting yang terbaik. Ifconfig merupakan perintah untuk melakukan konfigurasi IP address. Apakah hanya sebatas itukah fungsi "ifconfig" ? Bagaimana cara konfigurasinya? Mari kita otak-atik ethernet card kita dengan konfigurasi berikut.

Pertama-tama kita masuk ke konsole dengan akses root. Dengan menggunakan privilege / hak akses ini maka kita berhak melakukan konfigurasi terhadap sistem. Perintah "ifconfig" merupakan perintah yang digunakan untuk mengkonfigurasi network interface berupa ethernet card. Sebelum saya membahas tentang konfigurasi-nya ada baiknya saya memberikan teori dasar tentang IP address. IP atau yang disebut Internet Protocol ini merupakan alamat yang nantinya menjadi identitas bagi suatu komputer agar dapat dikenali pada jaringan. Contoh sederhana adalah alamat rumah. Dalam suatu perumahan, alamat rumah menjadi penting karena untuk membedakan antara satu rumah dengan yang lain bila ada pak pos hendak mengirim paket. Nah, tentu ini juga berlaku di dalam jaringan. Paket-paket data tentu akan dikirimkan pada alamat komputer yang ada di tuju. Alamat ini berupa IP address yang beraneka ragam variasi dan kelasnya. Saya mengambil contoh IP address kelas C yaitu 192.168.xxx.xxx. Umumnya ini merupakan konfigurasi standar penamaan alamat IP pada jaringan skala kecil dan sederhana.

Ifconfig dapat digunakan untuk mengkonfigurasi alamat IP kita secara manual atau yang disebut IP-static. Kenapa disebut IP static? karena alamat ini tidak berubah-ubah dan dikonfigurasi oleh pemiliknya sendiri. Bila kita mendapatkan IP secara dynamic / dinamis melalui DHCP ( untuk keterangan lebih jelas dapat membaca artikel " cara menggunakan dan setting dhcp " sebelumnya ) maka ifconfig berfungsi sebagai informasi tentang alamat IP yang kita pakai. Sebelum anda hendak mengkonfigurasi, pastikan dulu device ethernet card anda sudah dikenali dengan mengetikkan ifconfig -a. Berikut contohnya:

Leonzack:~/# ifconfig -a
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:00:50:00:46:2C
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:164 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:2597 (2.5 KiB) TX bytes:14420 (14.0 KiB)
Interrupt:16 Base address:0xe000

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:7517 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7517 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:731728 (714.5 KiB) TX bytes:731728 (714.5 KiB)

Dapat terlihat bahwa ethernet card pada komputer saya dikenali sebagai device "eth0" sedangkan device "lo" merupakan device loopback ( selalu ada pada setiap komputer ). Eth0 sudah dikenali maka tinggal konfigurasi manual sebagai berikut:

Leonzack:~/# ifconfig eth0 192.168.0.1 netmask 255.255.255.0 broadcast 192.168.0.255
Leonzack:~/# ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:00:50:00:46:2C
inet addr:192.168.0.1 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:164 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:2597 (2.5 KiB) TX bytes:14420 (14.0 KiB)
Interrupt:16 Base address:0xe000

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:7543 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:7543 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:734121 (716.9 KiB) TX bytes:734121 (716.9 KiB)

Nah,dengan perintah tersebut, ethernet card kita memiliki konfigurasi dengan alamat IP 192.168.0.1 dengan netmask 255.255.255.0 dan alamat broadcast 192.168.0.255. Mengenai keterangan tentang netmask, broadcast, dst dapat dibaca pada artikel " Belajar tentang networking / jaringan di linux untuk pemula ".

Bila anda hendak mencoba-coba, struktur command "ifconfig" sebagai berikut : ifconfig netmask broadcast . Selamat mencoba!

19.07.2007. 06:28

satwib on 19.02.2009. 15:17

kalo saya cuma pake GUI tool, namanya WICD, gampang dipake nya, kalo gak bisa dapet IP dari DHCP, tinggal klik networknya, trus klik advanced setting, trus isi deh IP,subnet,G/W, sama DNS server nya

patio on 06.12.2007. 22:04

mantab bgt kk,,,,,,

yodi on 03.10.2007. 00:48

thanks to mas akbar atas respon-nya.
Sebenarnya paling mudah adalah melalui GUI ( Graphical user interface ) yaitu masuk ke start menu pilihan setting ( untuk KDE ) dan pilih network. Tinggal diganti device-nya menjadi static.

akbar on 02.10.2007. 22:50

untuk permanet bisa di settingkan seperti ini :

Untuk Debian :

fxp0:/etc/#vi network/interfaces
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback

# The primary network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.90
gateway 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
network 192.168.1.0
broadcast 192.168.1.255

Kemudian restart interfaces tersebut :

fxp0:/etc/network#/etc/ini.d/network restart

ok sampe disini kita udah bisa merestart interfaces kita



regard's


akbar

Senin, 17 Agustus 2009

Senin, 2009 Agustus 17

Jenis-Jenis Modem,Kegunaanya serta Cara Settingnya

Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (Carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut "modem", seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer.

Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio.

Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem internal.
Jenis modem

1. Modem 3GP

1. Modem GSM

Singkatan dari Modulator dan demodulator. Modem berfungsi untuk memasukkan sinyal informasi ke gelombang pembawa; Sebaliknya demodulator mengambil kembali sinyal informasi dari sinyal gabungan. Modem terbagi atas: 1. Amplitude Modulation ( AM ), yaitu rangkaian elektronik yang mengubah amplitude gelombang pembawa sesuai dengan amplitude sinyal informasi. 2. Frequency Modulation ( FM ), yaitu rangkaian elektronik yang mengubah frequency gelombang pembawa sesuai dengan perubahan frequency sinyal informasi. 3. Pulse Modulation ( PM ), yaitu system modulasi pulsa dapat dibedakan menjadi :

a. PAM ( Pulse Amplitude Modulation ), amplitudo gelombang pulsa berubah-ubah sesuai dengan perubahan sinyal informasi.
b. PPM ( Pulse Position Modulation ), yaitu posisi pulsa berubah-ubah sesuai sudut phasa sinyal informasi.
c. PWM ( Pulse Width Modulation ), jarak antar pulsa berubah-ubah sesuai dengan perubahan frekuensi sinyal pembawa.

Digital Modulation, terdiri dari :

a. FSK ( Frequency Shift Keying ), yaitu pergeseran pulsa pembawa sesuai dengan besar bilangan biner (sinyal analog yang 'dikodekan

1. Modem analog yaitu modem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital
2. Modem ADSL

Modem teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscribe Line) yang memungkinkan berselancar internet dan menggunakan telepon analog secara berbarengan. Caranya sangat mudah, untuk ADSL diberikan sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi line.

Posisi Splitter ditempatkan di depan ketika line telepon masuk. Artinya anda tidak boleh mencabangkan line modem untuk ADSL dengan suara secara langsung. Alat Splitter berguna untuk menghilangkan gangguan ketika anda sedang menggunakan ADSL modem. Dengan Splitter keduanya dapat berjalan bersamaan, dimana anda dapat dapat menjawab dan menelpon seseorang dengan telepon biasa. Disisi lain anda tetap dapat terkoneksi dengan internet melalui ADSL modem

1. Modem kabel yaitu modem yang menerima data langsung dari penyedia layanan lewat TV Kabel

... UMTS). Dikatakan demikian, karena melalui HSDPA terbentuklah saluran W-CDMA yang baru, yaitu high-speed downlink shared channel (HS-DSCH) yang ... ... tem WCDMA (wideband CDMA)

2.Modem CDMA

Diantara jenis-jenis Modem yang ada di pasaran sekarang 56K atau 33.6K

* WinHsp (Zoltrix, Well dan lain-lain lagi).
* GVC
* Compaq Preserio
* MP23, MP32 (Acer Pentium 100Mhz hingga ke MMX 233Mhz)
* USB Modem


* WinHsp Chip
o Jenis ini terbahagi kepada dua... Plug & Play dan manual.. kalau anda dah beli jenis PnP kirer mudah ler.. apabila anda memulakan operasi komputer anda, komputer anda akan memberi tahu "found new hardware" dan akan meminta driver dari pemacu A:>... apa yang anda perlu buat adalah "browse" dan cari driver berkenaan (CD atau Disket) kalau diskett tak susah sangat... "browse" diskett tersebut dan cari directory Win95. Ini kena mengikut OS apa yang kengkawan gunakan (Win 3.11, Win95, Win NT dan Win 95) setelah "browse" dan masuk ke directory berkenaan kengkawan akan dapati fail yang tertera pada kotak sama dengan aper yang kita cari... terusjer pilih.. Komputer akan laksanakan terus dengan sendirinya. Bagi mengetahui hasilnya. "shut down" dulu komputer kengkawan dan on semula.
o Klik butang My Computer, pergi ke "Control Panel" dan Klik Modem, akan terdapat nama modem yang telah di install tadi.. pegi ke "diagnostics", klik butang tersebut. Sekiranya Modem tersebut berkerja, segala data keperluan sesuatu modem akan dikeluarkan di paparan kotak putih tersebut. Maka siaplah penginstalan Modem tersebut.
* WinHsp Chip bukan jenis PnP.
o Klik My Computer, klik Add New Hardware, next dan jawab No, klik port (com & LPT). dan klik next, have disk dan browse A:> atau d:> mengikut dimana letaknya driver berkenaan (Win 3.11, Win95, Win NT dan Win 95). Shut down komputer. Akan tertera WinHsp Comunication Port, comp 3 atau 4.
o Klik butang My Computer, pergi ke "Control Panel" dan Klik Modem, add modem dan klik have disk, pilih di mana letak driver berkenaan (ikut langkah paragraph di atas). Modem yang akan tertera adalah jenis WinHsp. Untuk mengetahui modem tersebut berkerja, ikut langkah paragraph biru.... ingat... shutdown komputer dulu.
* GVC
o Modem ini lagi senang.... pergi ke My Computer, klik add new hardware. klik next dan klik yes... Tunguuuuuuuu... di penghabisannya klik detail... akan tertera Comunication Port. Shutdown komputer anda... dan on semula.. Komputer anda akan memberi tahu "found new hardware" dan masukan diskett drivers ke Pemacu yang terlibat.... komputer anda akan melakukan terus pengkopian driver tersebut. Langkah seterusnya shut down computer dan on semula dan ikut panduan WinHsp Chip biru.
* Compaq Preserio 33.6
o Jenama ini sama caranya dengan WinHsp bukan PnP. Cuma ianya lebih mencabar. rata-rata banyak pengguna yang tidak dapat menginstallkan modem jenis ini. Modem jenis ini memerlukan com port 1 di "disable". sesuatu bios akan terdapat Com port yang boleh di dis/ena. disable kan com 1. bagi penggunakan mouse pada com 1 anda boleh lah mengubah kepada comp 2 dengan cara menukar "gandernya" dari com 1 kepada com 2. Ini bermakna mouse anda akan berkerja dengan comp 2.
o Ikut langkah WinChip bukan PnP. Cuma bezanya hanya nama Com port dia Modem port.
o teruskan ikut langkah Text hitam cuma jenama modem akan diberitahu ia modem jenis Lt Win.
* MP 23/32 Acer A Open
o Jenama ini hanya terdapat pada sesiapa yang mengunakan Computer Jenama Acer. Jenama ini adalah jenis PnP dan berkongsi dengan Sound Card. Selalunya komputer ini telah di setkan terus driver-drivernya oleh pembekal Acer. Buat pengetahun semua, OS jenama acer ini telah di Preloaded terlebih awal kedalam H/Disk. segala driver-drivernya dengan sendiri akan terjadi.
o Tetapi bagi pengguna yang telah kehilangan Driver berkenaan boleh lah pergi ke control panel dan carik system propeties. disini klik device manager. pilih sound, video dan games controler. klik dan remove semuanya.
o Shutdown komputer.
o Apabila anda memulakan operasi komputer anda, komputer anda akan memberi tahu "found new hardware" dan akan meminta driver dari pemacu A:>... apa yang anda perlu buat adalah "browse" dan cari driver berkenaan (CD atau Disket) kalau diskett tak susah sangat... "browse" diskett tersebut dan cari directory Win95. Ini kena mengikut OS apa yang kengkawan gunakan (Win 3.11, Win95, Win NT dan Win 95) setelah "browse" dan masuk ke directory berkenaan kengkawan akan dapati fail yang tertera pada kotak sama dengan aper yang kita cari... terusjer pilih.. Komputer akan laksanakan terus dengan sendirinya. Bagi mengetahui hasilnya. "shut down" dulu komputer kengkawan dan on semula.
o Sekiranya tidak dapat ini bermakna anda kene keluar duit untuk beli yang baru.. kalau nak beli yang baru adalah digalakkan dari jenis External.

sumber ,http://www.angelfire.com/me/aim87/modem.html
Diposkan oleh chacha_blum di 19:54 0 komentar
Senin, 2009 Agustus 10
TROUBLESHOOTING DALAM TCP ATAU IP
1. Short Message Service (SMS)

Aplikasi TCP/IP telah berkembang pula kepada aplikasi yang dikhususkan bagi terminal wireless yaitu suatu aplikasi khsus untuk ponsel, contohnya SMS dan WAP. Penggunaan ponsel hanya untuk berbicara seperti telepon biasa (fixed phone), padahal kemampuan ponsel sebenar-nya lebih dari itu. Saat ini hampir semua jenis ponsel GSM sudah bisa mengirim dan menerima pesan singkat (SMS), yang kemam-puannya setara dengan pager.

SMS dapat mengirim dan menerima sebanyak 160 karakter untuk setiap pesannya, atau 70 karakter jika memakai karakter Arab atau Cina. Fasilitas SMS bersifat lebih pribadi, dibandingkan dengan menghubungi operator pager. Kendalanya mungkin hanya masalah operasioanal, misalkan untuk mengirimkan pesan dari ponsel lebih sulit dari pada jika mengirimkan pesan dari Website penyedia layanan SMS. Prosedur operasional tiap-tiap ponsel berlainan, terutama jika berbeda merk, dan pada umumnya prosedur ini cukup rumit bagi orang awam. Karakter yang dikirimkan terbatas, jauh lebih kecil dari yang dapat dikirimkan oleh e-mail

Perkembangan Internet tentunya juga sangat mempengaruhi perkembangan ponsel, dimana sudah banyak ada website yang memberikan fasilitas pengiriman SMS dari Internet. Bahkan di banyak website, fasilitas pe-ngiriman SMS bersifat gratis seperti Astaga, Unimobile, ioBox, serta Winbox. Sehingga setiap orang, baik yang mempunyai ponsel maupun tidak, bisa mendaftar dan setelah itu mengirimkan SMS dengan mudah dan cepat. Selain pengiriman SMS, di Interent juga menyediakan fasilitas pengiriman e-mail ke SMS. Berbeda dengan pengiriman SMS biasa, kebanyakan fasilitas e-mail ke SMS ini bersifat komersial, dimana pemakai harus membayar sejumlah biaya untuk bisa menggunakan fasilitas ini. Dan pihak yang membayar adalah penerima SMS dari e-mail tersebut atau pemilik ponsel.
2. Wireless Aplication Protocol (WAP)

Dalam waktu dekat WAP menjadi bagian dari gaya hidup modern yang merupakan trend e-business mendatang, seperti untuk belanja on-line maupun melihat informasi tagihan telephone, listrik, PDAM, saldo rekening di bank, dll. Dengan layanan WAP, maka seorang pemakai dapat mengakses berbagai informasi langsung dari internet, seperti membaca e-mail, browsing dan sekaligus mengakses SMS.

WAP sebenarnya merupakan standar yang dibangun oleh Unwire Planet, Motorola, Nokia dan Ericson dalam membangun standar media komunikasi bergerak generasi mendatang yang disebut dengan wireless-content-delivery (WCD).

Ponsel WAP yang merupakan terminal mobile (client) dilengkapi dengan microbrowser untuk mengakses website yang ditulis dengan bahasa wireless-markup language (WML), client WAP berkomunikasi dengan server yang disebut gateway WAP. Gateway ini berada diantara operator Ponsel dan Internet, dan selanjutnya server WAP ini menangani interface antara dua set protokol yaitu wireles (WAP) dan wireline (TCP/IP).

Ponsel meminta (request) informasi dari alamat site (URL), kemudian gateway WAP akan mengkodekan dan membuka kompresi (decompresses) instruksi tersebut yang kemudian mengirimkannya ke server Web dlam bentuk sebagai permintaan HTTP biasa, proses ini kemudian secara berlawanan diulang sebagai sisi response dalam siklus tersebut.

Gateway WAP umumnya berada dalam jaringan intranet operator ponsel dengan alasan faktor keamanan, tetapi dalam perkembangannya nanti maka suatu Website dalam suatu perusahaan dapan meminta dihubungkan dengan gateway WAP agar dapat diakses oleh pengguna ponsel.

Model pemprograman WAP sama dengan pemprograman Website standar (HTML) dengan menempatkan gateway WAP ditengah siklus request/response. Sebenarnya server HTTP dapat merespon instruksi berbasis HTML, akan tetapi pada WAP menerapkan WML yang dirancang digunakan pada client wireless yang berarti memerlukan adaptasi dengan dimensi ponsel yang kecil, oleh karena itu Website yang dirancang juga harus menyesuaikan dengan dimensi ponsel.
3. Troubleshooting TCP/IP

Sering terjadi, kita tidak mengetahui apa yang harus dilakukan ketika suatu saat kita tidak dapat melakukan hubungan dengan komputer lain. Permasalahannya adalah, kita sulit untuk menentukan letak kesalahan, dibanding memperbaiki kesalahan yang telah diketahui. Untuk dapat mengetahui permasalahan dengan tepat, diperlukan pemahaman dasar tentang TCP/IP, seperti diuraikan pada bagian awal bab ini. Terutama bagaimana TCP/IP melewatkan data melalaui jaringan, antar tiap-tiap host, dan antar lapisan protokol. Sementara, pengetahuan tentang protokol sendiri tidak banyak diperlukan.

Beberapa informasi yang harus diketahui setelah memeriksa sistem/komputer yang dipakai user dan sistem yang lain adalah :

* Apakah masalah timbul pada satu atau lebih aplikasi dalam sistem? jika terjadi hanya pada satu aplikasi, maka kemungkinan terjadi kesalahan konfigurasi pada aplikasi pada local host atau tidak diaktifkannya aplikasi tersebut pada remote host.
* Jika terjadi pada keseluruhan aplikasi, maka kesalahan terletak pada level jaringan, atau setting TCP/IP pada komputer lokal.
* Apakah maslaah timbul pada satu atau lebih aplikasi dalam sistem?
* Jika pada satu remote host, maka problem terletak di host tersebut.
* Jika pada semua remote host, maka kesalahan terletak pada komputer user.
* Jika pada subnet atau jaringan eksternal tertentu, maka masalah berhubungan dengan tabel routing.
* Apakah masalah terjadi pada system lokal lain dalam subnet yang sama?
* Jika hanya terjadi pada local system (user host), maka konsentrasikan pemeriksaan di sistem ini
* Jika terjadi pada seluruh sistem dalam subnet yang sama, maka konsentrasikan pemeriksaan pada router untuk subnet tersebut.
* Beberapa Petunjuk dalam Troubleshooting
* Dekati permaslaahan dengan metodologi yang besar.
* Simpan catatan dari test-test yang telah Anda selesaikan berikut hasilnya.
* Jangan berasumsi terlalu banyak tentang penyebab timbulnya masalah.
* Perhatikan pesan kesalahan.
* Jangan terlalu tergantung pada laporan permasalahan dari user, tetapi alami sendiri permasalahan tersebut dengan mencoba mengulangnya.
* Kebanyakan masalah disebabkan oleh faktor manusia.
* Jelaskan pemecahan masalahnya kepada user agar bisa menyelesaikan sendiri.
* Jangan berspekulasi dengan penyebab timbulnya masalah ketika berbicara dengan user. Sebab dapat mengurangi kepercayaan mereka terhadap keandalan jaringan.
* Jangan mengabaikan hal-hal kecil. Periksa konektor, kabel, dan switch.

4. Diagnostic Tools

Banyak peralatan untuk mendiagnosa permasalahan mulai dari yang komersial berupa hardware dan software yang mahal sampai software gratis yang tersedia di internet. Beberapa juga telah built-in dalam sistem UNIX. Berikut ini tools yang telah tersedia dalam UNIX yang akan kita pakai untuk troubleshooting:

* Ifconfig
Perintah ini memberi informasi tentang konfigurasi dasar interface. Fungsinya mengetahui IP address, masking subnet, dan alamat broadcast yang salah
* Arp
Perintah ini menyediakan informasi tentang transiasi ethernet addr ke IP address. Fungsinya untuk mendeteksi system pada jaringan lokal yang dikonfigurasi dengan IP address yang salah.
* Netstat
Perintah ini menampilkan statistik tentang interface tiap jaringan, socket jaringan, dan routing table secara detail.

SUMBER:http://teknik-informatika.com/sms-wap-troubleshooting-tcpip-diagnostic-tools/
Diposkan oleh chacha_blum di 19:48 0 komentar
SISTEM KODE DALAM TCP/IP

0 = Sukses
1 = Operasi tidak diizinkan
2 = Tidak ada file atau direktori
3 = Tidak ada proses
4 = terputus sistem panggilan
5 = Input / output error
6 = Tidak ada perangkat atau alamat
7 = Argumen terlalu panjang daftar
8 = Exec format error
9 = Buruk file keterangan
10 = Tidak ada anak proses
11 = Resource sementara tidak tersedia
12 = Tidak dapat mengalokasikan memori
13 = Izin ditolak
14 = Buruk alamat
15 = perangkat Blokir diperlukan
16 = Device atau sumberdaya sibuk
17 = File sudah ada
18 = Invalid cross-device link
19 = Tidak ada perangkat
20 = Tidak direktori
21 = Apakah direktori
22 = tidak valid argumen
23 = Terlalu banyak membuka file dalam sistem
24 = Terlalu banyak membuka file
25 = Tidak Patut ioctl untuk perangkat
26 = Teks file sibuk
27 = File terlalu besar
28 = Tidak ada ruang kiri pada perangkat
29 = Illegal mencari
30 = Read-only file system
31 = Terlalu banyak link
32 = Broken pipe
33 = Numerical argumen dari domain
34 = Numerical hasil dari berbagai
35 Sumber = impas dihindari
36 = nama file terlalu panjang
37 = Tidak ada kunci yang tersedia
38 = Fungsi tidak dilaksanakan
39 = Direktori tidak kosong
40 = Terlalu banyak tingkat simbolis link
41 = Kesalahan tidak diketahui 41
42 = Tidak ada pesan yang dikehendaki jenis
43 = Identifier dihapus
44 = nomor saluran keluar dari jangkauan
Level 2 = 45 tidak disinkronkan
Level 3 = 46 dihentikan
Level 3 = 47 ulang
Nomor 48 = Link dari berbagai
49 = Protocol driver tidak terpasang
50 = Tidak ada struktur CSI tersedia
Level 2 = 51 dihentikan
52 = tidak valid tukar
53 = tidak valid meminta keterangan
54 = Exchange penuh
55 = Tidak ada anode
56 = tidak valid permintaan kode
57 = tidak valid slot
58 = 58 kesalahan yang tidak diketahui
59 = Buruk font format file
60 = Device bukan streaming
61 = Tidak ada data tersedia
62 = Timer berakhir
63 = Keluar dari aliran daya
64 = Mesin tidak pada jaringan
65 = Paket tidak terpasang
66 = Objek adalah jauh
67 = Link telah severed
68 = Advertise kesalahan
69 = Srmount kesalahan
70 = Komunikasi kesalahan pada mengirim
71 = Protokol kesalahan
72 = Multihop berusaha
73 = RFS spesifik kesalahan
74 = Buruk pesan
75 = Nilai terlalu besar untuk jenis data yang ditetapkan
76 = Nama tidak unik pada jaringan
77 = File keterangan buruk di negara
= 78 jauh berubah alamat
79 = Tidak bisa mengakses shared library yang dibutuhkan
80 = Mengakses shared library yang rusak
= 81. Lib bagian dalam a.out rusak
82 = Mencoba terlalu banyak link dalam shared library
83 = Cannot exec a shared library secara langsung
84 = tidak valid atau tidak lengkap atau multibyte karakter lebar
85 = terputus sistem harus memanggil ulang
86 = Streaming pipa kesalahan
87 = Terlalu banyak pengguna
88 = Socket operasi di non-socket
= 89 Tujuan alamat diperlukan
90 = Pesan terlalu panjang
91 = Protocol salah ketik untuk socket
92 = Protokol tidak tersedia
93 = Protokol tidak didukung
94 = Socket jenis tidak didukung
95 = Operasi tidak didukung
96 = Protokol keluarga tidak didukung
97 = Alamat keluarga tidak didukung oleh protokol
98 = Alamat sudah digunakan
99 = Tidak bisa menetapkan minta alamat
100 = Jaringan Down
101 = Network unreachable
102 = Jaringan jatuh pada sambungan ulang
103 = Software disebabkan sambungan batalkan
104 = Sambungan ulang oleh rekan
105 buffer = Tidak ada ruang yang tersedia
106 = Transport endpoint sudah terhubung
107 = Transport endpoint tidak tersambung
108 = Tidak dapat mengirim setelah transportasi endpoint shutdown
109 = Terlalu banyak referensi: tidak dapat mengawinkan
110 Connection timed out =
111 = Sambungan ditolak
112 = Host tidak aktif
113 = Tidak ada rute ke host
114 = Operasi sudah berlangsung
115 = Operasi sekarang sedang berlangsung
116 = file NFS kebayuan menangani
117 = Struktur kebutuhan pembersihan
118 = Bukan jenis file bernama XENIX
119 = Tidak ada XENIX semaphores tersedia
120 = Apakah jenis file yang bernama
121 = Remote I / O error
122 = Disk melebihi kuota
123 = Tidak ada media ditemukan
124 = Wrong jenis media


SUMBER: http://www.steveify.com/id/software-engineering/tcpip-error-status-codes/
Diposkan oleh chacha_blum di 19:35 0 komentar
Senin, 2009 Agustus 03
TOPOLOGI JARINGAN

Topologi jaringan adalah bagian yang menjelaskan hubungan antar komputer yang di bangun berdasarkan kegunaan, keterbatasan resource dan keterbatasan biaya, berarti topologi-topologi jaringan yang ada bisa disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

Topologi jaringan ada beberapa bentuk sebagai berikut.

1. Topologi Bus

Topologi ini adalah topologi yang awal di gunakan untuk menghubungkan komputer. Dalam topologi ini masing masing komputer akan terhubung ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal, dan pada akhir dari kable harus di akhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah sangat jarang digunakan didalam membangun jaringan komputer biasa karena memiliki beberapa kekurangan diantaranya kemungkinan terjadi nya tabrakan aliran data, jika salah satu perangkat putus atau terjadi kerusakan pada satu bagian komputer maka jaringan langsung tidak akan berfungsi sebelum kerusakan tersebut di atasi.

bus topologi

Gambar topologi bus

Topologi ini awalnya menggunakan kable Coaxial sebagai media pengantar data dan informasi. Tapi pada saat ini topologi ini di dalam membangun jaringan komputer dengan menggunakan kabal serat optik ( fiber optic) akan tetapi digabungkan dengan topologi jaringan yang lain untuk memaksimalkan performanya.

2. Topologi Cincin

Topologi cincin atay yang sering disebut dengan ring topologi adalah topologi jaringan dimana setiap komputer yang terhubung membuat lingkaran. Dengan artian setiap komputer yang terhubung kedalam satu jaringan saling terkoneksi ke dua komputer lainnya sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk cincin.

ring topologi

Gambar ring topology

Adapun kelebihan dari topologi ini adalah kabel yang digunakan bisa lebih dihemat. Tetapi kekurangan dari topologi ini adalah pengembangan jaringan akan menjadi susah karena setiap komputer akan saling terhubung.

3. Topologi Token Ring

Topologi ini hampir sama dengan topologi ring akan tetapi pembuatannya lebih di sempurnakan. Bisa di lihat dari perbedaan gambar.

token ring topologi

Gambar topologi token ring

Didalam gambar jelas terlihat bagaimana pada token ring kable penghubung di buat menjadi lingkaran terlebih dahulu dan nantinya akan di buatkan terminal-terminal untuk masing-masing komputer dan perangkat lain.

4. Topologi Bintang

Topologi bintang atau yang lebih sering disebut dengan topologi star. Pada topologi ini kita sudah menggunakan bantuan alat lain untuk mengkoneksikan jaringan komputer. Contoh alat yang di pakai disini adalah hub, switch, dll.

star topologi

Gambar topologi star

Pada gambar jelas terlihat satu hub berfungsi sebagai pusat penghubung komputer-komputer yang saling berhubungan. Keuntungan dari topologi ini sangat banyak sekali diantaranya memudahkan admin dalam mengelola jaringan, memudahkan dalam penambahan komputer atau terminal, kemudahan mendeteksi kerusakan dan kesalahan pada jaringan. Tetapi dengan banyak nya kelebihan bukan dengan artian topologi ini tanpa kekurangan. Kekurangannya diantaranya pemborosan terhadap kabel, kontrol yang terpusat pada hub terkadang jadi permasalahan kritis kalau seandainya terjadi kerusakan pada hub maka semua jaringan tidak akan bisa di gunakan.

5. Topologi Pohon

Topologi pohon atau di sebut juga topologi hirarki dan bisa juga disebut topologi bertingkat merupakan topologi yang bisa di gunakan pada jaringan di dalam ruangan kantor yang bertingkat.

tree topologi

Gambar topogi pohon (tree)

Pada gambar bisa kita lihat hubungan antar satu komputer dengan komputer lain merupakan percabangan dengan hirarki yang jelas.sentral pusat atau yang berada pada bagian paling atas merupakan sentral yang aktiv sedangkan sentral yang ada di bawahnya adalah sentral yang pasif.

Sampai disini sedikit pemaran saya pada artikel kali ini dan akan saya lanjutkan pada artikel selanjutnya dengan cara membangun jariangan yang bagus, dan cara penanggulangnan masalah pada jaringan. (fle/lit)
Diposkan oleh chacha_blum di 18:51 0 komentar
Perangkat keras
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Bagian papan induk (motherboard) dari suatu perangkat keras komputer

Perangkat keras komputer (hardware) adalah semua bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang beroperasi di dalamnya, dan dibedakan dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan instruksi untuk perangkat keras dalam menyelesaikan tugasnya.

Batasan antara perangkat keras dan perangkat lunak akan sedikit buram kalau kita berbicara mengenai firmware, karena firmware ini adalah perangkat lunak yang "dibuat" ke dalam perangkat keras. Firmware ini merupakan wilayah dari bidang ilmu komputer dan teknik komputer, yang jarang dikenal oleh pengguna umum.

Komputer pada umumnya adalah komputer pribadi, (PC) dalam bentuk desktop atau menara kotak yang terdiri dari bagian berikut:

* Papan sistem/papan induk yang merupakan tempat CPU, memori dan bagian lainnya, dan memiliki slot untuk kartu tambahan.
o RAM - tempat penyimpanan data jangka pendek, sehingga komputer tidak perlu selalu mengakses hard disk untuk mencari data. Jumlah RAM yang lebih besar akan membantu kecepatan PC
o Buses:
+ Bus PCI
+ Bus ISA
+ USB
+ AGP
o ROM (Read Only Memory) di mana firmware diletakkan
o CPU (Central Processing Unit) sebagai otak dan bagian utama komputer
* Power supply - sebuah kotak yang merupakan tempat transformer, kontrol voltase dan kipas
* Pengontrol penyimpanan, dari jenis IDE, SCSI atau lainnya, yang mengontrol hard disk, Floppy disk, CD-ROM dan drive lainnya; kontroler ini terletak di papan induk (atas-papan) atau di kartu tambahan
* Pengontrol penampilan video yang memproduksi output untuk komputer display
* Pengontrol komputer bus (paralel, serial, USB, Firewire) untuk menyambung komputer dengan alat tambahan luar lainnya seperti printer atau scanner
* Beberapa jenis penyimpanan komputer:
o CD - tipe paling umum media yang dapat dilepas, murah tapi mudah rusak.
+ CD-ROM
+ CD-RW
+ CD-R
o DVD
+ DVD-ROM
+ DVD-RW
+ DVD-R
o Floppy disk
* Penyimpanan dalam - menyimpan data dalam komputer untuk penggunaan jangka panjang.
o Hard disk - untuk penyimpanan data jangka panjang
o Disk array controller
* Kartu suara - menerjemahkan signal dari papan sistem ke bahasa yang dapat dimengerti oleh speaker, dan memiliki terminal untuk mencolok kabel suara speaker.
* Jaringan komputer - untuk menghubungkan komputer ke internet dan/atau komputer lainnya.
o Modem - untuk koneksi tekan-tombol.
o Kartu network - untuk internet DSL/kabel, dan/atau menghubungkan ke komputer lain.
* Alat lainnya.

Sebagai tambahan, perangkat keras dapat memasukan komponen luar lainnya. Di bawah ini merupakan komponen standar atau yang umum digunakan.

* Input
o Keyboard
o Alat penunjuk
+ Mouse
+ Trackball
o Joystick
o Gamepad
o Scanner gambar
o Webcam
o Tablet Grafis
* Output
o Printer
o Speaker
o Monitor
* Jaringan/Networking
o Modem
o kartu network

Diposkan oleh chacha_blum di 18:42

http://andrzbadgun.blogspot.com/